
Umbulan atau umbul, mainan ini memang sudah bisa dikatakan punah di jaman sekarang. Namun, dulu mainan ini sangat populer dan kerap dimainkan sebagai pengisi waktu luang di gang-gang kecil kota Malang.
Keberadaan umbul di Malang memang tidak bisa dilacak dengan catatan sejarah. Dari keterangan ebes ataupun kakek yang lebih dulu ada di Malang. Menyatakan jika sejak kecil sudah ada sejak jaman Jepang, bahkan konon sebelum Jepang datang pun sudah ada.

Umbul berasal dari gambar-gambar dari lembaran karton. Bermacam-macam gambar yang ada diumbul tersebut, ada yang berupa cerita komik Batman, Superman, atau kisah dongen rakyat Indonesia. Untuk membacanya, anda tinggal mengurutkan angka yang tertera dari 1 sampai 36 yang biasanya ada di pojok kiri ataupun kanan, ceritanya sendiri ada di bagian bawah yang berisikan teks minimalis.
Selain berisi cerita, umbul juga berisikan foto bertemakan pewayangan, tokoh olahraga, senjata, nama buah atau yang lain. Untuk yang ini, gambar satu dengan yang lain tidak ada keterkaitan cerita, namun tetap satu tema.
Cetakan umbul sedikit berbeda di beberapa periode, terutama 90an kebawah dengan periode 90an. Di periode lama, umbul ada yang kecil berisi 50 gambar ukuran 3×4, sementara untuk yang besar berisi 36 gambar berukuran 4×6. Untuk generasi 90an, umbul dengan 50 gambar sudah tidak dipergunakan lagi. Anak-anak sudah familiar dengan umbul yang berisikan 36 gambar.

Di bagian belakang umbul, penerbit tidak membiarkan kosongan. Kertas karton yang menjadi bahan umbul dicetak dengan lagu-lagu jaman dahulu seperti Bob Tutopoli, Rhoma Irama, dan sebagainya. Di tahun 90an, cetakan di bagian belakang umbul berisikan tanda-tanda lalu lintas. Kadang juga berisi cerita lain meski menggunakan warna hitam putih.
Penulis dulu punya ribuan umbul yang didapatkan dari memenangkan duel ataupun membeli. Untuk harganya berkisar 10 rupiah hingga 25 rupiah. Harga tersebut lemudian naik sesuai dengan inflasi mata uang.
Cara Main
Ribuan umbul yang dimiliki penulis bukan lembaran yang berisikan cerita lengkap. Tetapi sudah merupakan guntingan gambar 4×6, sehingga cerita yang berada disana sudah bercampur dan sangat sulit untuk disatukan. Tetapi menggunting umbul sesuai dengan alur gunting yang sudah ada adalah bagian dari memainkan umbul itu sendiri.
Entah berawal dari mana muasalnya. Cara main umbul adalah umbul yang sudah dipotong ini diambil satu saja, biasanya disebut “Gacu, Gacuk, Gicu, Gicuk dan sejenisnya”. Masing-masing pemain punya gambar sebagai maskot atau gacu favorit.
Kemudian ada dua atau lebih pemain yang juga mengumpulkan satu gacu. Kemudian gacu-gacu yang terkumpul dilempar ke udara, barangkali mungkin inilah yang disebut umbul karena dalam bahasa jawa melembar sesuatu ke atas kerap disebut ‘diumbulno’ sehingga mainan ini disebut umbul.
Dari gacu tersebut, yang jatuh ke bawah dengan posisi gambar berwarna ada di bagian atas adalah pemenanganya. Jika ada dua atau tiga gacu yang menghadap ke atas, permainan diulang sampai hanya benar-benar satu saja yang menjadi pemenang.
Bagi yang kalah, maka sisa gambar selain gacu tadi akan diberikan kepada pemenang. Disesuaikan dengan kesepakatan yang dibuat sebelum main, bisa tiga, empat ataupun lima. Begitu seterusnya hingga penulis memiliki ribuan umbul.
Trik Lain
Anak-anak jaman dulu selalu saja menemukan jalan untuk memenangkan adu umbul. Penulis dulu menggosok bagian gacu yang bawah dengan sabun, entah ilmu darimana yang jelas lumayan tokcer untuk membuat umbul tersebut selalu jatuh dengan gambar berwarna dibagian atas.
Trik lain yang bisa dipakai adalah melengkungkan gicu ke dalam gambar yang berwana. Tujuannya adalah gicu tidak berputar dan selalu jatuh dengan posisi bagus.
Di sisi lain, kadang juga ditemukan anak yang mengelem bolak balik gicu-nya, kalau sudah begini terkadang pertengkaran selalu mewarnai jikalau si curang sudah ketahuan. Hmm, masa kecil yang indah.
kalau dulu saya sempet jadi bandar judi rolet umbul hihihi….
Lagi nyari umbul lakon Muhammad Ali nih… belum ada di internet, beliaunya sendiri baru meninggal Jumat kemarin dgn usia 74 tahun.
Setau saya belum ada, lakon M. Ali, kalo ada lakon Elyas Pical saya juga mau :), hehe