Maret 22, 2023
?>

Jalan Ijen atau yang juga disebut Ijen Boulevard merupakan sebuah jalur hijau di Kota Malang yang membentang dari ujung utara ke selatan. Jalan kembar yang dihubungkan oleh taman bunga di tengahnya ini sebenarnya menyimpan potensi sebagai wisata sejarah yang cukup besar.

Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, dulunya jalan ini merupakan kawasan elit bagi para pengusaha perkebunan Belanda. Keelitan itu tercermin melalui rumah-rumah megah yang tertata rapi di sepanjang jalan ini.

Rumah-rumah lawas yang arsitekturnya sengaja dibuat khas Eropa itu menjadi saksi perkembangan wilayah Jalan Ijen hingga kini. Jika dikelola dengan baik, saksi bisu tersebut bakal berpotensi mendatangkan wisatawan yang ingin belajar sejarah Kota Malang.

Taman bunga yang ada di antara kedua jalan kembar Ijen dipastikan bakal memanjakan mata. Berjalan menyusuri trotoar sambil sesekali melemparkan pandangan bergantian ke arah rumah dan taman bisa menjadi pilihan untuk menghilangkan stress dan kejenuhan merasakan makin macetnya kota apel ini.

Apalagi di kawasan jalan ini terdapat beberapa monumen, serta bangunan Museum Brawijaya yang menyimpan berjuta memori zaman pendudukan Belanda di Indonesia, khususnya di Kota Malang. Di dalam museum ini, Anda bisa melihat koleksi berbagai macam senjata perang yang dipakai tentara Indonesia di masa perjuangan mengusir penjajah dari bumi nusantara.

Wacana menjadikan Jalan Ijen ini sebagai Heritage Space Public sebenarnya sudah mencuat awal tahun 2015 ini. Rencana itu menjadi program Pemerintah Kota Malang di bawah pimpinan Walikota Moch Anton. Wacana tersebut akan direalisasikan secara bertahap.

Master plan ini akan dimulai dengan merenovasi trotoar yang membantang di sepanjang kedua ruas Jalan Ijen. Nantinya pejalan kaki akan dimanjakan dengan kenyamanan berjalan-jalan menikmati rumah-rumah elit kuno di tepi jalan.

Selain trotoar, Pemkot Malang akan menambah fasilitas lain di sepanjang jalan ini. Fasilitas seperti tempat duduk dipastikan bakal menambah kenyamanan para wisatawan. Duduk santai menikmati view eksotis taman bunga yang berlatar belakang rumah-rumah khas Eropa bisa menjadi pilihan menghabiskan sore hari.

Fasilitas tempat sampah yang nantinya diperbanyak juga sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan sepanjang Jalan Ijen ini. Tempat wisata sejarah ini tentunya juga membutuhkan fasilitas toilet umum. Fasilitas penunjang lainnya juga akan melengkapi kenyamanan calon wisatawan nantinya. Apalagi trotoar Jalan Ijen masih cukup lebar untuk ditambahkan fasilitas penunjang.

Sejatinya, kawasan Jalan Ijen ini setiap akhir pekan, tepatnya di hari Minggu juga dibuka bagi masyarakat umum dalam ajang Car Free Day (CFD). Karena kendaraan bermotor tidak diperkenankan melintas di sepanjang jalan ini mulai pukul 05.30-10.00 WIB, warga bisa melakukan senam, bersepeda atau sekedar joging.

Selain berolahraga, di ajang CFD ini masyarakat dari berbagai golongan dan komunitas bisa menikmati aneka kuliner untuk memanjakan perut. Tak jarang di sini dijual kuliner tradisional yang lebih nikmat dinikmati sambil memandang rumah-rumah kuno di sepanjang Jalan Ijen ini.

Beberapa tahun silam, kawasan Jalan Ijen ini juga dijadikan lokasi digelarnya Malang Tempo Doeloe (MTD), sebuah event yang menyajikan suasana jadul Kota Malang. Kuliner dan dolanan lawas, serta orang-orang yang mengenakan atribut serba jadul menjadi potret mengembalikan Kota Malang ke suasana zaman kolonial Hindia-Belanda.

Potensi wisata sejarah di kawasan ini juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Mereka bisa membuka lapak-lapak, yang mungkin bisa difasilitasi oleh Pemkot. Tentunya hal ini bisa mengurangi tingkat pengangguran di Malang Raya.

Nah, sekarang tinggal keseriusan Pemkot Malang dalam memelihara, terlebih mengembangkan potensi wisata sejarah Jalan Ijen ini. Dibutuhkan konsistensi semua pihak agar didapat hasil yang maksimal.

?>