
rumah makan inggil malang
Rumah Makan Inggil bukan sekedar tempat untuk mengenyangkan perut dengan menu-menu makanan dan minuman yang disediakan. Lebih daripada itu, Rumah Makan Inggil menawarkan konsep tempat makan yang dipadukan dengan suasana tempo dulu ala museum.
Ciri khas rumah makan ini terletak pada unsur etnik Jawa Timur-an yang ada pada ornamen-ornamen di sekeliling meja makan yang sengaja didisain berbentuk galeri. Tak cukup sampai di situ, berbagai koleksi benda kuno zaman kolonial Belanda menambah kesan jadul pada interior rumah makan ini.
Sekilas dari luar, bangunan rumah makan ini memang bergaya kuno khas zaman kolonial Belanda. Sebelum pintu masuk, dari area parkir kendaraan, Anda sudah disambut oleh asrinya kolam ikan kecil di halaman depan. Ada pula gazebo yang berisi dua meja panjang yang juga bisa digunakan untuk tempat makan bersama keluarga besar.
Di pintu masuk, ada tulisan unik yang menggelitik perut. “Dateng mriki saget hotsepot, mboten sisah mbayar”. Maksudnya, di rumah makan ini sudah disediakan hotspot, tanpa membayar biaya tambahan. Jadi pengunjung bisa menikmati layanan internet gratis selama makan di Inggil.
Begitu masuk ke ruang utama rumah makan ini, Anda akan disajikan pemandangan khas tempo dulu. Lantainya masih ubin abu-abu yang dingin. Dindingnya yang semi permanen menambah kesan jadul di ruangan tersebut. Berbagai koleksi benda bersejarah, seperti sepeda kuno, telepon kuno, mainan kuno, hingga potongan-potongan kliping sejarah pun bisa Anda temui di sini.
Tidak cuma barang kuno tersebut, di sini juga ada koleksi uang lama, poster-poster tempo doeloe hingga potongan merk-merk rokok kretek zaman dulu. Semuanya bisa dinikmati gratis hingga mata Anda merasa “kenyang”.
Anda bisa duduk di bangku kayu atau memilih lesehan di gubuk yang terbuat dari bambu. Uniknya lagi, di dindingnya terdapat foto Gunung Arjuno super besar. Jadi rasanya seperti makan di bawah kaki gunung yang berbatasan langsung dengan Malang itu.
Berlanjut ke bagian tengah rumah makan ini, terdapat sebuah panggung tradisional yang cukup luas. Biasanya, di panggung tersebut ada pertunjukan kesenian tradisional, seperti gamelan, keroncong, ketoprak, hingga dangdut campur sari. Di bagian luar rumah makan ini juga ada panggung pertunjukan wayang.
Menu makanan yang dihidangkan di Rumah Makan Inggil pun sangat khas dan maknyus. Meski kebanyakan merupakan masakan Jawa, tapi gurame bakar dan Ayam Bakar cukup tenar di kalangan pengunjung. Nasi yang disajikan menggunakan wakul dari anyaman bambu, ditambah lalapan yang diletakkan di atas sambal lengkap dengan cobeknya kian “menggoda iman”.
Di rumah makan ini ada pula menu pecel terong, rawon buntut, nasi jagung komplit, sate ayam, tempe penyet, dan aneka seafood. Untuk minumannya, Inggil menyediakan wedang jahe, kopi, teh, dan banyak lagi lainnya. Semuanya dikemas dengan harga yang tidak menguras dompet pengunjung.
Selain itu, Inggil juga menawarkan tempat berbelanja souvenir di depan bangunan rumah makan. Toko souvenir ini menyediakan replika barang-barang dan pernak-pernik khas Malang tempo doeloe. Soal harga juga tidak perlu khawatir kemahalan.
Nah, jika Anda tertarik mengenyangkan perut sekaligus “mengenyangkan” otak dengan belajar sejarah Malang tempo doeloe, Rumah Makan Inggil ini bisa menjadi pilihan. Lokasinya berada di tepat belakang gedung Balai Kota Malang, Jalan Gajahmada Nomor 4 Kota Malang. Dari Stasiun Malang Kotabaru tinggal jalan ke arah barat, lalu belok kiri begitu sampai di Alun-alun Tugu.