
warung makan tawangsari malang
Warung Makan Tawangsari adalah warung makan idola mahasiswa yang melegenda. Disebut idola mahasiswa karena banyak mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, terutama yang berstatus anak kost di sekitaran Jalan Sumbersari, menjadi langganan tetapnya. Disebut meleganda karena warung ini tak lekang oleh waktu, meski sempat jatuh bangun.
Cerita berawal dari Bu Diah dan sang suami yang iseng-iseng mendirikan usaha kuliner ini pada tahun 1992. Pertama kali didirikan, warung sederhana ini langsung mendapatkan tempat di hati masyarakat sekitar, utamanya di kalangan mahasiswa. Harganya yang terbilang murah meriah sesuai dengan kantong, sekejap memikat hati anak kost. Cita rasa masakannya pun jadi senjata untuk mendatangkan pelanggan.
Di sekitaran Sumbersari dulu memang masih jarang ada warung makan. Apalagi yang menawarkan menu sarapan di pagi hari bagi mahasiswa kost-kost-an yang kebanyakan tak mau ribet untuk urusan masak-memasak. Maka tak heran, sejak warung itu dibuka, nama Tawangsari pun langsung melejit di kalangan mahasiswa UB.
Namun sejak krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun 1998, Warung Makan Tawangsari pun terkena imbasnya. Warung yang dulunya ramai mendadak sepi pembeli. Tadinya sebelum moneter, beras yang dimasak mencapai 50 kg/hari dan telur bisa sampai 10 kg/hari. Bu Diah dulunya juga senggup menggaji beberapa orang karyawan untuk membantu pekerjaannya.
Sayang, peristiwa fenomenal dilengserkannya Presiden Soeharto oleh demo mahasiswa se-Indonesia di tahun tersebut turut menghancurkan usaha Warung Makan Tawangsari. Usaha warung makan Bu Diah itu pun terpaksa gulung tikar. Dua tahun sejak moneter, warung itu pun ditutup lantaran makin sepi oleh pembeli.
Pasca ditutupnya warung makan tersebut, Bu Diah dan sang suami terus memutar otak untuk tetap bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi. Akhirnya, keduanya memutuskan untuk membuka usaha baru berupa wartel (warung telekomunikasi) dan rental komputer di tahun yang sama.
Beruntung, usaha pengganti warung makan yang ditutup ini berjalan lancar awalnya. Pendapatan wartel dan rental komputer ini bersumber dari banyaknya orang yang menelepon kerabatnya yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Pada kurun waktu itu belum banyak orang yang memiliki ponsel dan komputer juga. Tak heran jika dari usaha peralihan ini keduanya mendapatkan omzet dengan kisaran angka Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per hari.
Namun, usaha tersebut hanya bertahan lima tahun saja. Pada tahun 2005, omzet dari wartel dan rental komputer perlahan mengalami penurunan seiring banyaknya orang yang memiliki ponsel dan komputer pribadi. Hal ini mengakibatkan usaha Bu Diah terpaksa tutup lagi.
Sadar bahwa orang yang berjiwa wirausaha harus bangkit ketika jatuh, Bu Diah bersama suami pun mencoba mencari jalan keluar terbaik. Pada tahun 2005, Warung Tawangsari coba mereka hidupkan kembali.
Warung Makan Tawangsari dibuka lagi karena permintaan anak-anak kost di sekitas warung. Bu Diah selaku pemilik sering mendapat masukan dari para mahasiswa yang kost di rumahnya agar membuka warung lagi, karena mereka kesulitan mencari sarapan pagi.
Meski tak se-eksis sebelumnya, warung makan ini tetap menjadi idola mahasiswa yang kost di wilayah Sumbersari dan sekitarnya. Berangkat dari fakta tersebut, Bu Diah meyakinkan tekadnya untuk kembali menekuni usaha itu.
Namun keyakinan ini tak serta-merta membuat usahanya kembali lancar. Bu Diah kesulitan dalam mencari karyawan untuk membantu pekerjaannya. Akhirnya, pada 2010 warung makan ini terpaksa tutup untuk kedua kalinya. Bu Diah mengaku kewalahan jika harus menangani urusan dapur warung dan rumahnya sendirian.
Usaha tak kenal lelah Bu Diah dan sang suami membuat Warung Makan Tawangsari bangkit lagi pada tahun 2012. Bu Diah berharap warung makannya tak lagi tutup, seperti halnya harapan anak-anak kost yang sudah langganan makan murah setiap harinya di Tawangsari.
Warung Makan Tawangsari terletak di Jalan Sumbersari Nomor 285-B, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Warung ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 20.00 WIB. Saat ini memiliki dua orang karyawan.
Tersedia beragam masakan lezat dengan harga murah di warung ini. Mulai dari aneka jenis lalapan, nasi pecel, rawon, soto ayam, dan aneka jenis lauk pauk lainnya. Selain itu, di tempat ini disediakan beberapa jenis minuman dingin dan hangat. Ada es teh, es jeruk, aneka jus buah, milo, teh hangat, jeruk hangat, dan masih banyak lagi.
Warung Tawangsari pun menerima pesanan catering, baik berupa nasi kotak, tumpeng, hingga hidangan untuk prasmanan. Untuk nasi kotak sendiri, harga yang ditawarkan pun sangat murah, yaitu mulai dari Rp 10.000.- saja. Jika Anda tertarik, dapat berkunjung langsung ke warung legendaris ini.
Ternyata, mempertahankan eksistensi suatu bidang usaha dari tahun ke tahun bukan perkara gampang dan harus siap-siap untuk putar haluan. Banyaknya rintangan harus dihadapi dengan keyakinan dan kerja keras, seperti yang telah dilakukan Bu Diah dan sang suami.