Maret 20, 2023
?>

Salah satu sisa lapangan di tengah kota Malang yang masih eksis hingga sekarang adalah Lapangan Sampo. Sebuah tempat legendaris yang mampu melahirkan pemain-pemain berbakat di bidang sepakbola.

Penamaan lapangan ini menurut penduduk sekitar dikarenakan lokasi lapangan itu sendiri yang terletak di Jalan Sempu. Lokasi tepatnya adalah dari SMAN 5 atau SMK 4, anda bisa jalan lurus masuk ke jalan di samping markas angkatan laut [Lanal] yang dekat lokasinya dengan SMPN 19.

Karena mungkin lidah Jawa lebih mudah mengucapkan kata Sampo ketimbang Sempu, maka sejak dulu hingga sekarang nama Sampo lazim digunakan oleh penduduk atau siapapun yang menyebutnya. Di lapangan ini, juga terdapat lapangan voli yang juga sering digunakan oleh warga atau siswa sekolah di sekitar area tersebut.

Lapangan ini memang kerap dilupakan orang karena memang sulit dilacak sejarah berdirinya. Baru kemudian tahun 2014 lalu kata ‘Lapangan Sampo’ banyak dicari oleh pengguna internet. Bukan tentang olahraga melainkan adanya kasus pembunuhan siswa SMK PGRI 2, Edwin Trio Febrian. Konon Edwin dieksekusi di lapangan ini sebelum tubuhnya dimasukkan mobil dan dibuang di Lumajang.

Lapangan Sampo Sekarang
Dulu, Lapangan ini digunakan oleh Armada 86 yang dimiliki oleh Alm. Dirk Sutrisno. Armada 86 disebut sebagai cikal bakal klub Arema Malang yang berdiri di tahun 1987 melalui akta notaris Pramu Haryono. Dari lapangan ini banyak lahir pemain-pemain besar karena selain Armada 86. Banyak tim-tim amatir dari Pengcab PSSI Kota Malang yang berlatih disini.

Dibandingkan masa sekarang tentu saja lapangan tersebut jauh dari kata representatif untuk digunakan sebagai sarana latihan. Di sekeliling lapangan ini tidak terdapat ruang ganti tim, bench pemain hingga toilet untuk digunakan sebagai sarana penunjang bagi si pemakai lapangan.

Tetapi, lapangan ini masih aktif digunakan setiap sore oleh penduduk sekitar yang bermukim di wilayah Kasin dan sekitarnya untuk bermain sepakbola. Keberadaannya sebagai ruang terbuka mirip dengan puluhan lapangan sepakbola lain di wilayah Kota Malang seperti di kawasan Sawojajar, Oro-Oro Dowo, Taman Gayam, dan sebagainya.

Terkait keberadaan dan fasilitas lapangan ini, saya jadi teringat janji walikota Malang di tahun 2011, Peni Suparto untuk membangun 5 stadion berstandar internasional (dikutip dari republika). Alih-alih untuk membangun sebanyak itu, 1 buah stadionpun tidak kunjung dibangun meski dana yang sedari awal digunakan untuk klub lokal, Persema tidak jadi digunakan karena aturan penggunaan anggaran dan hibah APBD.

Ada baiknya walikota Malang yang baru saat ini melirik ke hal yang lebih terkecil yaitu keberadaan puluhan lapangan sepakbola seperti yang terdapat di Jalan Sampo ini. Dibandingkan dengan membangun sebuah stadion tentunya dana yang dibutuhkan untuk merawat dan menambah fasilitas masing-masing lapangan jauh lebih kecil dan bermanfaat.

Foto: jelajahmalangku.blogspot.com

?>