
Candi Sumberawan
Peninggalan kerajaan yang ada di Malang lagi-lagi menyimpan keunikan, salah satunya adalah Candi Sumberawan yan9 memiliki stupa. Bentuk stupa itu memang berasal dari model candi itu sendiri yang merupakan candi Budha sama seperti Candi Borobudur di Magelang.
Terletak di kaki Gunung Arjuno berada di Toyomarto, Singosari, Malang, candi ini jaraknya tidak jauh dari Candi Singosari. Sumberawan berasal dari kata sumber dan rawan (telaga) karena disana terdapat banyak mata air alami yang berbentuk seperti telaga. Sedangkan masyarakat sekitar cukup menyebut Candi Rawan.
Jalan untuk akses candi sudah diaspal meskipun tidak terlalu mulus karena beberapa diantaranya masih berlubang. Jika anda naik sepeda motor atau kebetulan melalukan touring dengan sepeda gunung, anda bisa langsung menuju lokasi. Tetapi harus hati-hati karena melewati jalan setapak. Sementara jika naik mobil anda harus memarkirnya di tepi jalan dan melanjutkan jalan kaki menuju ke lokasi yang berjarak kurang lebih 400an meter.
Untuk kendaraan umum, jika naik kereta bisa turun di Stasiun Singosari dan naik ojek, karena ojek adalah satu-satunya kendaraan umum yang bisa kesana. Sementara jika naik angkutan umum, anda bisa ke Terminal Landungsari, cari angkutan dengan kode SKL (Singosari – Ketangi – Landungsari) yang kemudian dilanjutkan dengan naik ojek.
Candi Sumberawan diperkirakan berasal dari abad ke-14 dan abad ke-15. Candi ini terbuat dari batu andesit yang punya panjang 6,25 meter, lebar 6,25 meter, dan tinggi 5,23 meter.
Salah satu prasasti yang mengisahkan candi adalah prasasti Negarakertagana yang menyebutkan jika Candi Sumberawan diidentifikasikan sebagai Kasurangganan atau Taman Surga Nimfa dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit di 1359. Karena itu, pendirian Candi ini karena untuk menghormati Raja yang telah mengunjungi daerah tersebut.
Candi yang tidak memiliki tangga dan ruangan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1904 dan selanjutnya pada tahun 1935 dilakukan penelitian yang hasilnya dan tahun 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Kolonial Belanda yang dipimpin oleh jawatan purbakala Ir. Van Romondt, pemugaran itu dilakukan pada bagian kaki candi.
Biasanya, candi yang berbentuk stupa menggunakan bagian dalam stupa untuk menyimpan tulang ataupun abu jenazah dari biksu. Namun selama penelitian sebelum pemugaran tidak ditemukan benda apapun di dalam bangunan dan juga di bawah tanah.

Candi Sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk stupa di Jawa Timur. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar dan kaki candi memiliki penampit pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma. Bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.
Saat pemugaran, tim kepurbakalaan Belanda kesulitan melakukan identifikasi bentuk atas yang namakan payung atau chattra candi, karena sisanya tidak ditemukan lagi, sehingga dibagian itu tidak dipasang kembali.