April 2, 2023
?>
Kopi Biji Salak - Tribunnews

Kopi Biji Salak - Tribunnews

Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang memiliki produk unggulan berupa kopi biji salak. Produk olahan inovatif itu berasal dari kreasi tangan dingin dosen dan mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama).

Lima tahun terakhir, tepatnya sejak 2010, para petani salak di desa yang terletak di kawasan Malang selatan itu meradang gara-gara sering merugi. Pasalnya, hasil panen yang mereka peroleh terbilang sangat minim. Apalagi saat dipanen, harga salak mereka juga terjun bebas. Menurut pengakuan sang Kepala Desa, Tedjo Sampurno, biasanya harganya bisa tembus 5.000 rupiah perkilo. Namun, lima tahun terakhir ini, para petani salak di Desa Suwaru hanya mampu menjual hasil panen mereka sekitar 1.000 sampai 2.000 rupiah saja.

Saat ini, kondisi tersebut sudah mengalami perbaikan sedikit demi sedikit. Hal ini tak lepas dari upaya pelatihan oleh dosen Unikama tentang pengolahan buah salak menjadi beberapa produk andalan. Alhasil, masyarakat Suwaru yang dahulu hanya menjual buah salak, kini mulai berani menjual prosuk olahan salak, salah satunya kopi dari biji salak.

Tedjo menyebutkan, saat ini sudah ada sekitar 30 lebih warganya yang membuat produk makanan olahan dari buah salak. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah, mengingat potensi produk makanan olahan tersebut yang tergolong bagus.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unikama yang diketuai Drs Sudiyono MPd mengadakan pelatihan ini selama Mei hingga Juni 2015. Mereka mengajari warga Suwaru membuat sembilan jenis makanan olahan berbahan dasar buah salak. Selain kopi dari salak, warga juga bisa membuat produk olahan lainnya, seperti brownies salak, selai salak, asinan salak, manisan salak, kue kering, keripik, sirup dan sari buah salak.

Biji salak tadinya dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki manfaat. Namun, setelah diadakannya pelatihan tersebut, warga pun mendapatkan sedikit pencerahan. Biji salak ternyata berhasil mereka olah menjadi produk yang bernilai ekonomis, berupa kopi.

Sudiyono menegaskan, LPPM Unikama akan mengawal produk olahan tersebut hingga nantinya warga benar-benar bisa mandiri, baik dalam pengolahan produk maupun dalam hal pemasaran produknya. Karena saat ini sudah banyak warga yang mengetahui cara mengolah buah salak, termasuk bijinya, konsentrasi Unikama saat ini terfokus pada bagaimana mengembangkan kemasan dan pemasaran produk tersebut. Sudiyono pun berharap kepada mahasiswa Unikama yang kebetulan KKN di Suwaru bisa menelurkan ide-idenya, agar pemasaran produ kopi biji salak dan lainnya bisa berjalan lebih baik.

Untuk sementara, memang produk warga Suwaru hanya dipasarkan di seputar Kecamatan Pagelaran. Nantinya, pihaknya berharap produk warga Suwaru bisa menembus pasar luar kota atau bahkan bisa sampai dipasarkan secara nasional. Khusus untuk produk kopi biji salak, Sudiyono ingin segera mematenkannya sebagai produksi khas Kecamatan Pagelaran.

?>