
Main Arung Jeram di Sumber Maron - AKAIBARA
Anda memiliki hobi bermain arung jeram? Rasanya Wisata Air Sumber Maron bisa jadi pilihan terbaik bagi Anda. Selain masuknya tidak dipungut biaya alias gratis, arus dal alur sungai di tempat wisata yang hingga saat ini belum dikelola oleh pihak pemerintah atau pun swasta ini cukup menantang adrenalin. Maka dari itu, Anda harus mengetahui lebih dahulu tips bermain arung jeram di Sumber Maron, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Terletak di Dusun Adiluwih, Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, obyek wisata air Sumber Maron tidak terlalu sulit untuk ditemukan. Letaknya di bagian selatan Malang, atau ke arah timur setelah Stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Dari kandang Arema itu, Anda tinggal mengarah ke Kecamatan Gondanglegi dengan hanya menempuh perjalanan antara 15-20 menit. Setelah itu akan ditemui sentra penjualan ikan air tawar di sebelah kanan dan kiri jalan. Di sepanjang jalan raya memang belum disediakan papan penunjuk arah menuju lokasi, tapi Anda bisa bertanya pada para penjual ikan air tawar. Barulah ketika akan memasuki Dusun Adiluwih terdapat papan penunjuk yang akan memudahkan Anda untuk sampai ke Sumber Maron.
Untuk mencapai sungai tempat bermain arung jeram, dari pintu masuk, teruslah berjalan kaki melewati jalan setapak ke bawah, didahului dengan melintasi sebuah jembatan yang melintang di atas sebuah sungai kecil. Terus saja berjalan ke bawah, melewati beberapa warung makanan, sebuah pemandian, anak sungai dengan bebatuan kecilnya, areal sawah milik warga sekitar, lalu melintasi jembatan kecil berwarna oranye. Terus ke bawah, Anda akan melihat sebuah air terjun mini, dan silakan menyeberangi jembatan beton besar.
Hal pertama yang disarankan sebelum Anda bermain arung jeram ini adalah mengajak teman-teman, saudara, atau siapa saja untuk bergabung dalam rombongan Anda. Semakin banyak orang maka dijamin keseruan akan mewarnai perjalanan arung jeram Anda dari hulu ke hilir sungai. Pastikan pula fisik dan stamina Anda dan rombongan dalam kondisi yang fit dan prima, untuk menghindari kelelahan selama di perjalanan nantinya. Bawalah juga pakaian ganti serta pelster dan obat merah sebagai persiapan jika kaki dan tangan Anda mengalami lecet akibat benturan dengan bebatuan. Sudah siap? Yuk kita ke hulu!
1. Sewa Ban
Sebelum beranjak ke hulu, pastikan Anda membawa ban sebagai komponen paling fital dari arung jeram di Sumber Maron ini. Piranti tersebut bisa Anda sewa di sepanjang warung yang ada di tepian sungai. Harga sewanya hanya 3.000 rupiah untuk yang ukuran kecil, atau jika beruntung, Anda hanya membayar 5.000 rupiah untuk dua buahnya. Sementara harga sewa untuk ban paling besar biasanya 5.000 rupiah. Pilihlah ban yang sesuai dengan postur dan berat badan Anda, agar aman selama di perjalanan arung jeram. Sewalah sesuai dengan jumlah rombongan Anda pula. Jangan memaksakan menaiki satu ban untuk berdua jika memang tidak memungkinkan.
2. Alas Kaki
Gunakan alas kaki berupa sandal gunung atau sepatu sandal demi keamanan. Sandal yang bergerigi di bagian solnya akan menghindarkan Anda dari terpeleset. Ingat, perjalanan dari jembatan ke hulu sungai tempat meluncur bakal melewati jalan setapak sempit yang sesekali terjal oleh bebatuan krikil. Karena didominasi oleh tanah liat, jalanan ini sangatlah licin, terlebih jika Anda berkunjung ke sini di musim hujan. Ban di tangan Anda juga bakal sedikit merepotkan. Upayakan menyangkutkan ban ke bahu, agar kedua tangan masih cukup leluasa berpegangan pada pagar bambu sederhana di sebelah kiri jalan setapak dan beberapa pohon kecil di sebelah kanannya.
3. Pilih Start Sesuai Kemampuan
Ada beberapa pilihan tempat yang bisa dijadikan untuk memulai aksi berarung jeram ria, bahkan sejak jauh sebelum area hulu sungai. Tempat-tempat itu ditandai oleh bilahan bambu yang disusun menyerupai dermaga, ataupun tempat landai di tepian sungai dengan beberapa batu besar sebagai pegangan sebelum meluncur bersama ban ke arah hilir. Untuk lebih menguji nyali, Anda bisa meluncur dari hulu sungai. Tapi tetap waspada ketika menginjakkan kaki ke dalam air. Pasalnya, arus di hulu sungai ini tergolong deras, meski dalamnya hanya selutut orang dewasa. Terdapat pula beberapa batuan berukuran besar yang bisa digukanakan untuk berpegangan.
4. Persiapan Meluncur
Sebelum meluncur, sebaiknya susun dengan baik rangkaian ban yang akan Anda gunakan bersama rombongan. Dimulai dari ban yang paling belakang. Usahakan memilih orang berjiwa kepemimpinan di posisi ini. Ibaratnya dia sebagai kapten yang bakal memimpin rombongan saat meluncur dan selama di perjalanan nanti. Sang kapten duduk terlebih dulu di ban tebelakang sambil berpegangan di batu besar yang sekiranya dapat menahan ban dari arus sungai. Perhatikan posisi cop angin ban menghadap ke bawah agar tidak tersangkut di pantat.
Disusul oleh ban di depannya. Pastikan ban tersebut menempel pada ban terbelakang yang sudah dinaiki sang kapten. Sangkutkan kedua kaki sang kapten pada ketiak kanan dan kiri orang yang duduk di ban depannya. Lakukan seterusnya hingga ban terdepan. Kuat tidaknya kaitan kaki ke ketiak ini adalah kunci yang menentukan lancar tidaknya perjalanan rombongan Anda nantinya. Jadi, selama di perjalanan, kunci ini upayakan jangan sampai terlepas jika tak ingin rangkaian ban tercerai berai oleh arus sungai.
5. Nikmati Arusnya
Selama di perjalanan arung jeram, usahakan untuk terus menikmati arusnya. Cukup deras memang, terlebih jika Anda berkunjung ke sini pada musim hujan. Kapten wajib dijabat oleh orang yang cakap dalam navigasi. Ibaratnya, ke mana arah haluan rangkaian ban rombongan ada di tangannya. Ketika alur sungai berbelok ke kanan, kapten harus segera memerintahkan anak buahnya untuk mendayung menggunakan tangan kiri, jika tak ingin rangkaian ban menabrak dinding sungai yang didominasi oleh bebatuan dan akar pepohonan. Begitu pula sebaliknya jika alur sungai berbelok ke kiri.
Perhatikan pula posisi duduk Anda selama di perjalanan. Ketika ada hamparan bebatuan kecil, upayakan segera menaikkan pantat agar terhindar dari benturan yang mungkin bakal berakibat memar-memar. Sekali lagi, kuncian kaki dengan ketiak orang di depan Anda jangan sampai terlepas. Apalagi ketika melewati dua kali cekungan yang membuat arus di area tersebut lebih deras dari bagian atasnya.
Di tengah perjalanan, Anda akan melintasi bawah jembatan beton yang sempat diseberangi saat pertama datang ke sungai tersebut. Sebelum melintasinya, kapten harus segera memutuskan rangkaian bannya akan melewati terowongan sisi kanan atau kiri. Karena di tengah-tengahnya ada tiang penyangga jembatan, jangan sampai menerjangnya.
Selepas bawah jembatan, Anda akan melintasi depan sebuah air terjun mini yang bisa dinikmati keindahan dan muncratan air dinginnya dari kejauhan. Sampai di area ini, arus agak tenang lantaran adanya perpotongan arus dengan hulu air terjun mini tersebut. Pemandangan pepohonan hijau yang didominasi oleh pinus di sekitarnya pun bisa menyejukkan mata. Apalagi ketika Anda tak sengaja melihat “bidadari” sedang bermain air di bawah air terjun mini. Tentu itu adalah kenikmatan tersendiri. Anda yang tertarik dengan air terjun mini ini bisa mengakhiri perjalanan sampai di area tersebut. Atau Anda tertarik untuk melanjutkan perjalanan yang lebih menantang?
Stage selanjutnya terbilang lebih ekstrim, lantaran sungai didominasi oleh batuan-batuan yang mendadak bisa membuat ban Anda berguncang. Karena bakal lebih banyak kelokan, kapten sebagai pemegang haluan harus lebih cakap dalam memberikan instruksi untuk berbelok. Di sini, tak sedikit rombongan yang bannya tercerai berai gara-gara mebentur batuan yang melintang. Sebenarnya, kuncinya selain kecakapan sang kapten juga jangan sampai melepaskan kuncian kaki di ketiak teman di depan Anda, maka rombongan akan sampai di hulu dengan selamat.
6. Berhenti dengan Selamat
Ketika sampai di hilir sungai, jangan khawatir Anda tak bisa menghentikan rangkaian ban. Pasalnya, di tempat perhentian terakhir wisata arung jeram terdapat dua hingga tiga orang sukarelawan yang berperan sebagai tim penyelamat. Mereka bertugas menghadang ban-ban yang memasuki area tersebut. Mereka yang kebanyakan memang warga sekitar Sumber Maron dengan sigap bakal membantu Anda berhenti dengan memegangi rangkaian ban, sehingga Anda bisa turun dengan selamat. Karena dalamnya hanya setinggi lutut orang dewasa, untuk berheti tinggal melakukan lompatan kecil agar pantat terlepas dari ban. Tak jauh dari tempat sukarelawan ini berdiri pun terdapat palang bambu yang berfungsi untuk menghentikan paksa ban-ban ketika suatu ketika tidak ada petugas yang sedang berjaga.
Setelah naik ke tepian sungai, bukan berarti perjuangan Anda berhenti sampai di situ. Anda dan rombongan harus melintasi jalanan setapak sekali lagi untuk kembali ke arah jembatan beton. Jalanan ini terbilang lebih licin dari jalanan setapak menuju ke arah hulu tadi. Selain didominasi oleh tanah liat, terdapat beberapa jurang curam di sebelah kiri yang langsung terhubung ke sungai tempat arung jeram. Sepanjang jalan tersebut terdapat alur cekung yang kemungkinan besar bekas roda sepeda trail yang lumayan bisa digunakan sebagai pijakan kaki agar tak terpeleset. Jalanan ini akan berakhir di jurang landai menuju ke hulu air terjun mini di mana terdapat banyak “bidadari” sedang bermain air tadi.
Sekarang, terserah Anda, mau mencoba arung jeram sekali lagi dengan berjalan kembali ke hulu dengan menyeberangi sungai ke ujung jembatan beton, atau ingin lanjut berkenalan dengan para “bidadari” itu? Hehe.
7. Dokumentasi
Hampir terlupa. Tak afdhol rasanya jika momen bermain arung jeram tidak diabadikan ke dalam foto atau video. Piranti yang paling memungkinkan untuk dipakai di kesempatan ini hanyalah kamera ponsel. Anda wajib memakaikan water case untuk melindungi ponsel dari air. Jika Anda sudah punya, bawalah dari rumah. Jika tidak punya, Anda bisa membeli di warung-warung sepanjang sungai. Biasanya, untuk satu water case ukuran standar dipatok harga mulai 15.000 hingga 20.000, tinggal pandai-pandai Anda menawarnya.
Dengan kamera ponsel berwater case, Anda bisa mengambil foto atau video selama perjalanan arung jeram. Mulai dari pekik “Berangkaaaaat!” di hulu sungai, jeritan histeris saat pantat terbentur bebatuan, hingga teriakan suka cita saat berhasil menaklukkan stage terakhir sebelum finish di hilir sungai, semuanya bisa Anda rekam sebagai kenang-kenangan.
Tertarik mencoba wisata memacu adrenalin ini? Silakan ajak siapa saja agar lebih seru. Mumpung wisata air Sumber Maron ini belum dikenakan tarif masuk alias masih gratis hingga batas waktu yang belum ditentukan. Selamat mencoba! Semoga tips di atas banyak membantu.