
Candi Singosari ditemukan sudah lama, namun catatan sejarah baru ditulis tahun 1800-an
Candi Singosari ditemukan oleh Belanda pada tahun 1980-an. Meskipun sudah punya nama tersendiri yaitu disebut Candi Renggo oleh masyarakat setempat, Candi ini ini dulu oleh pihak Belanda dinamakan Candi Menara karena bentuknya seperti menara.
Menurut cerita masyarakat di lokasi, candi ini dulu juga dinamakan Candi Cungkup, saat itu Candi Singosari ditemukan dalam kondisi rusak di bagian atapnya. Dari catatan sejarah, tidak diketahui siapa yang menemukan pertama kali namun dari catatan kepurbakalaan yang pertama kali menyusun laporan candi tersebut adalah Gubernur Pantai Timur Laut Jawa bernama Niclaus Engelhard pada tahun 1801. Dia membuat laporan tentang adanya reruntuhan bangunan candi di daerah dataran tandus Malang dalam tahun 1803 di daerah Singosari.
Secara runtut kemudian banyak pekerja purbakala eropa yang kemudian ikut memberikan laporan tentang candi seperti Thomas Stamford Raffles tahun 1815, CGC Reinwardt dan J Th Bik pada tahun 1822, HJ Domis pada tahun 1829 dan tahun 1836, HN Sieburgh pada tahun 1837, JB Jukes pada tahun 1844, Jonathan Rigg pada tahun 1847, JFG Brumund pada tahun 1854 dan 1863, W Van Schimid pada tahun 1856, R Verbeek pada tahun 1891, dan para ahli sejarah dan purbakala lainnya.

Setelah hampir 100 tahun sejak dibuat catatanya, akhirnya Dinas Kepurbakalaan Belanda yang dulu berkuasa di Indonesia mengadakan penelitian dan penggalian lebih dalam tentang Candi di tahun 1901 dan 1904. Dari penelitian itu kemudian di tahun 1934 mengadakan restorasi untuk kemudian melakukan pemugaran hingga tahun 1937.
Menurut laporan tertulis dari para pengunjung Candi Singosari dari tahun 1803 sampai 1939, dikatakan jika candi tersebut sebenarnya berada dalam sebuah kompleks yang luas. Saat ditemukan kondisinya memang rusak parah.
Candi Singosari ditemukan dengan kondisi yang belum jadi, berserakannya bangunan candi saat ditemukan diperkirakan karena sebuah serangan yang dilakukan oleh Jayakatwang dari Kerajaan Gelang-gelang atau Kediri tahun 1292. Saat terjadi serangan candi tersebut masih dalam tahap pembangunan sehingga tidak diselesaikan karena adanya peperangan.
Ketidak selesaian bangunan candi ini bermanfaat juga bagi kita yang ingin mengetahui teknik pembuatan ornamen candi. Tampak bahwa hiasan itu dikerjakan dari atas ke bawah. Bagian atas dikerjakan dengan sempurna, bagian tubuh candi (tengah) sebagian sudah selesai sedangkan bagian bawah sama sekali belum diselesaikan.
Salah satu dari tujuh candi yang dapat diselamatkan dari kemusnahan adalah candi yang sekarang kita sebut Candi Singosari. Adapun arca-arcanya banyak yang dibawa ke Belanda, sedangkan arca-arca yang saat ini berada dihalaman Candi Singosari sekarang ini, berasal dari candi-candi yang sudah musnah itu yang bisa jadi merupakan tiruan seperti yang ada di museum Nasional.
Arca yang asli tersebut banyak diletakkan di museum Leiden di Belanda, seperto Nandisvara, Mahakala, Dewi Durga dan Mahisha, Ganeca, Bhairava, hingga Brahma. Sementara untuk yang asli di candi tersebut menyisakan Arca Dwarapala
Dirangkum dari berbagai sumber