
Coban Wagio di Desa Poncokusumo (C) Radar Malang
Keberadaan Coban Wagio di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang mempertegas predikat Malang sebagai daerah seribu coban. Terlebih, coban yang berada di areal lahan Perhutani KPH Malang ini masih perawan dan belum terjamah tangan jahil manusia.
Sebelum memutuskan untuk mengeksplorasi keperawanan Coban Wagio ini, Anda harus memastikan diri dalam kondisi sehat, serta memiliki fisik dan stamina yang prima. Pasalnya, untuk sampai di coban ini tidak lah mudah, dibutuhkan perjuangan keras dan nyali tinggi. Letak coban yang belum terlalu diekspos media ini masih cukup jauh dari perkampungan penduduk. Jaraknya sekitar 4,5 kilometer, namun hanya sekitar 1,5 kilometer di antaranya yang bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Sedangkan, sisanya harus ditembus dengan berjalan kaki.
Karena jalan yang dilalui begitu sempit, hanya sekitar setengah meter, dengan kondisi jalan yang licin, butuh kewaspadaan tinggi saat mencoba menaklukkannya. Anda harus ekstra hati-hati, karena di kedua sisi jalan setapak itu terdapat jurang yang sangat curam. Di sepanjang jalan yang akan dilalui juga ditumbuhi rumput ilalang yang harus dipotongi terlebih dahulu untuk memudahkan perjalanan Anda.
Setelah sukses menaklukkan jalan setapak penuh ilalang yang dikelilingi dengan jurang tersebut, perjalanan dilanjutkan dengan misi menjinakkan aliran sungai dari Coban Wagio. Karena tidak ada jalan lain, maka Anda harus menceburkan diri ke aliran sungai tersebut. Tercatat sebanyak 17 kali Anda harus memotong sungai ini untuk mencapai coban, selebihnya dengan menyisiri jalanan di pinggir sungai ini.
Selain itu, Anda diharuskan melompati bebatuan besar yang melintang di tepi sungai. Hal ini terpaksa dilakukan karena tak jarang di antara aliran sungai ini berkedalaman lebih dari satu meter, yang tak memungkinkan untuk diceburi. Anda harus berhati-hati dalam memilih batu pijakan. Terkadang, Anda juga akan dihadapkan pada dua pilihan untuk memilih aliran sungai mana yang harus ditempuh, karena kerap jalur sungai yang disisiri terbelah menjadi dua bagian.
Saat menyisiri sungai ini, tak hanya batu yang menjadi halang rintang, terkadang perjalanan Anda juga akan terhalang oleh pepohonan bambu yang tumbang melintang di tengah-tengah sungai. Sebagai solusi, disarankan Anda membawa peralatan sabit, gergaji, dan tali di dalam tas sebagai piranti pelengkap. Bahkan yang lebih ekstrim, jalur tepian sungai ada yang terputus dan tak bisa dilalui. Dalam kondisi ini, Anda bisa memanfaatkan tali untuk membuat jalan sendiri untuk memotong aliran sungai.
Rasa lelah Anda dalam menaklukkan halangan dan rintangan selama di perjalanan akan terobati oleh eksotisme Coban Wagio begitu menginjakkan kaki di hadapannya. Tak sekadar perawan, coban setinggi 25 meter ini juga menawarkan keindahan yang bakal memesona siapa saja yang datang. Air terjun di coban ini jatuh di antara sisi dua tebing yang mengapitnya. Luberan air terjun yang jatuh di antara bebatuan sungai dengan bermacam ukuran ini mengalir membentuk coban kecil. Airnya yang sebening air mineral kemasan menggoda siapa pun yang melihatnya untuk meminumnya. Saking jernihnya, bebatuan dan kerikil yang ada di dasar sungai bisa dilihat dengan mata telanjang.
Kejernihan air dari coban ini terjaga sepanjang musim, tak peduli di musim penghujan. Hal itu karena aliran airnya berasal dari Sumber Ayek-ayek yang berada di pegunungan Tengger di wilayah Poncokusumo. Aliran sumber air ini akhirnya mengalir terus tanpa henti menuju Sungai Lesti.
Jika tak puas mengobati lelah dengan hanya memandangnya, Anda juga bisa menceburkan diri ke aliran air Coban Wagio ini. Merasakan kesegaran air di coban ini bakal memulihkan stamina usai menyusuri hutan dan tepian sungai.
Kawasan coban ini masih sangat alami karena belum banyak diketahui oleh orang-orang. Namun sejumlah elemen, seperti LKDPH (Lembaga Kemitraan Desa Penguasaan Hutan), komunitas trail Semot X (Semeru Motor Trail) X, hingga pemandu wisata lokal saat ini tengah berusaha mengembangkan potensi yang ada di wilayah ini. Tujuannya tentu untuk memanfaatkannya sebagai obyek wisata baru. Mereka membangun jalur menuju kawasan Coban Wagio yang bisa dilewati kendaraan roda dua, untuk lebih memudahkan pengunjung yang datang. Setelah rampung, rencananya, nantinya akan dilanjutkan dengan pembangunan tangga untuk menuruni tebing. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak lagi para petualang yang datang ke coban ini.