Maret 24, 2023
?>

Bripka Seladi namanya, sosok Polisi yang usianya sudah 57 tahun. Tanda Bripka mengindasikan sebuah pangkat lawas yang mungkin belum ada kenaikan. Meskipun demikian dirinya adalah potret kehidupan Polisi yang cukup unik di Kota Malang.

Selain berprofesi sebagai Polisi, Seladi adalah pria yang punya pekerjaan sambilan memulung sampah. Pekerjaan yang sangat berbeda jauh dengan pakain gagah yang biasa kenakan. Seladi sendiri saat ini berdinas di bagian urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Malang yang ada di Jalan Dr Wahidin.

“Nama saya Seladi, ya Seladi saja sela-selane dadi,” kata dia memperkenalkan diri.

“Saya memungut sampah saat waktu luang saja, daripada waktu terbuang ya saya manfaatkan untuk memulung sampah,”

Saat menata sampah | Foto: Merdeka
Saat menata sampah | Foto: Merdeka

Saat memungut sampah, Seladi menjadikan rumah yang dipinjamkan oleh sahabatnya sebagai pusat pengumpulan. Rumah yang terletak tidak jauh dari kantornya bekerja itu sejak 2008 Seladi mempergunakannya, dia sendiri memunguti sampah sejak tahun 2006. Sampah yang terkumpul dipilah sebelum disetor ke pengepul.

Awalnya, Seladi banyak memulung sampah di kawasan Polres Malang Kota. Namun, saat mulai ada orang lain mengambil sampah di sana, Seladi bergeser ke tempat lain. Ia terus memulung ke sejumlah lokasi di Kota Malang.

Akhirnya, Seladi fokus memulung sampah kereta di Stasiun Kota Besar Malang. Ia menganggap rezeki itu sudah sangat berlimpah, itu pun sudah kewalahan menanganinya. Padahal, ia telah dibantu oleh anak dan dua pekerjanya.

Bripka Seladi saat mengatur lalu lintas | Foto: Merdeka
Bripka Seladi saat mengatur lalu lintas | Foto: Merdeka

Seladi menuturkan jika memulung ini dia lakukan setelah pekerjaan dinasnya selesai. Dirinya memang dikenal tidak pernah menerima uang sogokkan, dan dari sampah itulah rezeki lain mengalir meskipun bisa dikatakan pekerjaan sampingan. Terkadang setelah pulang kerja dia pungut sampah hingga malam hari.

Sudah delapan tahun Bripka Seladi menjalani bisnis unik tersebut, dirinya menggeluti pekerjaan dobel ini dengan senang. Pekerjaan utama tidak dia abaikan dan pekerjaan sampingan jalan. Uniknya, kesan sederhana juga nampak darinya manakala dia berangkat kerja.

Bripka Seladi berangkat ke kantor dengan menggunakan sepeda ontel | Foto: Merdeka
Bripka Seladi berangkat ke kantor dengan menggunakan sepeda ontel | Foto: Merdeka

Berangkat dari rumah di kawasan Gadang Gang 6, Suladi menggunakan sepeda onthel yang dia gunakan sejak tahun 1977 untuk pergi ke Mapolres Malang. Kemudian setelah apel dirinya mengatur lalu lintas dan baru kemudian dinas di Satpas untuk menguji para pemburu SIM.

Dari bisnis sampah ini, dirinya memang mengantongi uang yang lumayan. Penghasilannya perhari dari Rp25 ribu-Rp50 ribu tergantung banyaknya sampah yang ada.

Bripka Seladi dibantu anaknya | Foto: Merdeka
Bripka Seladi dibantu anaknya | Foto: Merdeka

“Yang terpenting kita ikhlas untuk keluarga, tidak mau mendengar omongan orang karena pasti saja ada yang mencibir pekerjaan ini,” tukasnya.

Dalam melakukan pekerjaannya ini Bripka Seladi dibantu oleh salah seorang anaknya. Sang anak yang bernama Rizal Dimas (21) juga mendapatkan pelajaran tentang etos kerja keras, halal, dan tanpa perasaan minder.

?>