Maret 21, 2023
?>
Menikmati Sunrise di Bukit Kingkong (C) Hanz-Bromo

Menikmati Sunrise di Bukit Kingkong (C) Hanz-Bromo

Banyak tempat di Malang Raya yang menawarkan pemandangan matahari terbit, alias sunrise. Tak terkecuali di Bukit Kingkong yang terletak di kawasan Gunung Bromo.

Selama ini, menikmati sunrise di Penanjakan 1 menjadi pilihan banyak wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo. Tempat yang berada di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut itu ramai pengunjung saat hari libur tiba. Jumlah pengunjung yang membeludak membuat Penanjakan 1 yang hanya berkapasitas 2.000 orang akhirnya tak mampu lagi menampung pengunjung.

Bukit Kingkong atau Bukit Setya bisa menjadi tempat alternatif menikmati sunrise yang kini mulai populer di telinga wisatawan. Lokasinya yang lebih rendah dari Pananjakan 1 tak membuat Bukit Kingkong sepi pengunjung. Dari bukit yang berada 2.600 meter dari permukaan laut ini, wisatawan pun masih bisa menikmati terbitnya matahari di Gunung Bromo. Letaknya hanya sekitar 800 meter dari Penanjakan 1.
Dengan pemandangan yang tidak kalah menarik, pesona Bukit Kingkong juga banyak diburu wisatawan, terutama saat Penanjakan 1 sudah penuh sesak di hari libur (biasanya Jumat hingga Minggu). Wisatawan yang datang tak akan kecewa, karena sarana dan prasarana di bukit ini juga sudah memadai. Mereka bisa berjalan menuju ke view point tanpa harus berjubel di Pananjakan 1 karena sudah dibangun jalan paving dan dipagari.

Bukit Kingkong ini mulai dikenal wisatawan beberapa tahun terakhir. Bukit ini sering dikunjungi oleh para wisatawan setelah puas menikmati indahnya matahari terbit dari puncak Penanjakan 1. Untuk mencapai lokasi ini silakan berjalan kaki sekitar 200 meter dari tepi jalan, tempat mobil menurunkan penumpang. Jika dari puncak Penanjakan 1, wisatawan cukup menyusuri jalan aspal menurun, lalu belok kiri saat tiba di sebuah persimpangan. Pemandangan pohon cemara di sisi kiri dan kanan jalan setapak menemani perjalanan menuju bukit tersebut.

Di Bukit Kingkong, wisatawan dapat menikmati sunrise dengan aman, karena sudah ada pagar buatan setinggi dada orang dewasa. Wisatawan bisa menikmati pemandangan lebih leluasa karena lokasinya lebih longgar dan bersih daripada di Penanjakan 1. Dengan kapasitas sekitar 1.000 orang, hingga kini Bukit Kingkong belum pernah mengalami kelebihan pengunjung.

Pesona Bukit Kingkong saat matahari terbit memang tidak kalah indah dengan Penanjakan 1. Berdiri di bukit ini di pagi yang cerah tanpa kabut, seolah sedang berdiri di atas awan. Di bukit tersebut, wisatawan dapat melihat indahnya Gunung bromo, lautan pasir dan Gunung Semeru serta pemukiman warga di Probolinggo dari sudut pandang yang berbeda dari view point lainnya. Letaknya yang dikelilingi dengan tebing curam menambah daya tarik bagi bukit tersebut yang sayang jika dilewatkan. Melihat indahnya pemandangan sambil menikmati kopi khas Tengger dan gorengan hangat yang dijual oleh warga setempat menjadi pilihan terbaik menyambut pagi.

Garis berwarna jingga mulai muncul di ufuk timur sekitar pukul 03.30 pagi. Meskipun tipis, warnanya yang terang menyita perhatian semua pasang mata. Sinar itu memunculkan berbagai gradasi warna di langit yang sebelumnya gelap gulita. Pergerakan matahari di bukit ini bisa diikuti dengan jelas. Sekitar pukul 05.30, fajar yang membekas seperti garis semakin melebar diikuti matahari yang baru saja bangun dari balik cakrawala, seolah membuka tirai yang tadinya menutupi jajaran Gunung Bromo, Gunung Batok dan puncak Semeru.

Mulai tampak semburat warna merah jambu bercampur jingga dari kejauhan menghiasi langit timur. Seiring berjalannya waktu, pergantian warna semakin jelas menjadi perak keemasan. Di ufuk timur, langit menjelma menjadi sebuah tembok indah yang dihiasi cat beraneka warna yang berpadu menciptakan harmoni keindahan ciptaan-Nya. Dalam sekejap mata, pemandangan sekitar yang tadinya gelap mulai tampak terang. Satu per satu penampakan Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru mulai tampak jelas di depan mata. Tak ketinggalan awan putih yang menghiasi lereng-lereng dan puncak-puncaknya, semakin membawa jiwa raga wisatawan bak di nirwana. Akhirnya, sang mentari pun muncul dengan riangnya. Langit menjadi cerah, pemandangan alam nan indah pun terpampang nyata.

Di tempat ini terdapat sebuah tebing yang menonjol di bukit tersebut menyerupai kepala dan wajah Kingkong jika diamati lebih teliti. Itulah alasannya banyak orang yang menyebut spot ini sebagai Bukit Kingkong. Tebing yang terpahat alami itu berada membelakangi pagar pembatas buatan di mana wisatawan biasa menyaksikan sunrise. Batuan yang menonjol serta beberapa ceruk yang terdapat di tebing itu menyerupai mata dan hidung Kingkong.

Banyak jalur yang bisa diakses wisatawan untuk menuju ke lokasi Bukit Kingkong. Mulai dari jalur Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, jalur Cemorolawang, Kecamatan Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, hingga jalur Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Sesampainya di pintu masuk ketiga jalur tadi, terdapat jeep-jeep pribadi yang disewakan untuk mengantar wisatawan ke lokasi puncak yang diinginkan. Sejak tahun 2012, pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru TNBTS memang membatasi kendaraan pribadi yang ingin memasuki kawasan tersebut. Wisatawan hanya diperbolehkan membawa kendaraan pribadi sampai di pintu masuk saja. Dari sana, wisatawan bisa menyewa jeep atau ojek dengan tarif berbeda-beda sesuai tempat yang dituju.

Dari Desa Ngadas ke Penanjakan 1 biasanya dipatok tarif 600 ribu rupiah per mobil yang berkapasitas enam penumpang. Jeep berangkat dari Ngadas pada pukul 02.00 pagi. Biasanya, rutenya dimulai dari Penanjakan 1 untuk melihat sunrise, kembali ke Bromo, lalu terakhir ke padang savana melihat Pasir Berbisik. Sementara itu, tarif ojek berkisar 100-200 ribu rupiah. Biasanya tur menikmati sunrise akan berakhir sekitar pukul 10.00 pagi.

?>