
Salah satu benda yang menarik perhatian pengunjung di Museum Brawijaya adalah berbagai kendaraan yang dipajang di halaman depan. Salah satu kendaraan yang cukup jelas adalah Tank Amfibi AM-TRACK.
Siapa sangka tank yang diparkir nyaman di halaman depan itu menyisakan kisah yang cukup pilu. Utamanya bagi pejuang Indonesia yang berjuang keras mengusir Belanda dari wilayah Malang.
Cerita keberadaan tank tersebut dimulai saat Belanda berkeinginan menguasai lagi wilayah Indonesia pada Juli 1947. Kegiatan yang dikenal dengan Agresi Militer I terjadi di berbagai wilayah Indonesia yang mempunyai wilayah vital seperti pabrik dan perkebunan. Malang Raya pun tidak luput dari sasaran mengingat di daerah ini terdapat berbagai macam perkebunan dan pabrik. Untuk menuju Malang, selain berjalan kaki dari Surabaya, mereka juga menggunakan kendaraan tempur seperti tank.
Tahu Belanda kembali menyerang, pejuang Indonesia berkumpul untuk melakukan pengadangan. Perlawanan hebat ditunjukkan oleh pejuang yang tergabung dalam TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Darah muda milik mereka seperti memberikan tenaga yang lebih untuk berperang melawan Belanda.
Pertempuran yang dilakukan di Jalan Salak (kini Jalan Pahlawan Trip dekat dengan Jalan Ijen) berlangsung seru, sayang mereka kalah peralatan perang sehingga tanpa ampun peluru menembus tubuh pejuang itu. Tidak cukup dengan itu, Tank Amfibi AM-TRACK yang punya berat hampir 10 ton juga melindas tubuh para pejuang tersebut.
Tidak bisa dibayangkan kengeriannya, bagaimana beratnya beban kendaraan itu menggilas mayat pejuang yang bergelimpangan di Jalan Salak. Konon kondisi mereka hampir tidak bisa dikenali lagi.
Para pejuang yang gugur kemudian dimakamkan di sebuah kuburan yang tidak jauh dari lokasi tersebut. Dari dekat Museum, juga ada monumen yang berisi nama-nama pejuang.