Maret 27, 2023
?>
Lapak Tukar Uang Baru di Malang (C) TRIBUNNEWS

Lapak Tukar Uang Baru di Malang (C) TRIBUNNEWS

Tukar uang baru jelang Hari Raya Idul Fitri bukanlah tradisi baru di Malang. Ttadisi ini telah sejak lama ada dan terus dilestarikan di Malang.

Tradisi tukar uang baru ini bermula dari kebiasaan masyarakat yang suka membagi-bagikan uang kecil kepada saudara atau tetangga yang berusia kanak-kanak. Ketika mereka berkunjung ke rumah untuk bersilaturahmi di hari lebaran, pulangnya mereka akan mendapatkan beberapa lembar uang. Tradisi ini dikenal di masyarakat dengan nama galak gampil atau bahasa resminya di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah salam tempel.

Anak-anak akan lebih senang jika mendapatkan uang saku berupa uang baru, meskipun ketika mendapat uang lama tetap diterima. Namun, sugestinya, segala sesuatu yang baru akan menularkan semangat yang baru kepada mereka yang menerima uang tersebut.

Sugesti tersebut yang akhirnya ‘memaksa’ orang-orang untuk melakukan penukaran uang lama mereka dengan pecahan uang baru. Hal ini biasanya dilakukan sejak bulan Ramadan hingga puncaknya di H-1 lebaran.

Sejak awal lebaran, bank-bank yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia (BI) telah membuka waktu khusus untuk melayani penukaran uang baru. Bahkan, di beberapa kota, BI secara khusus meluncurkan mobil kasnya untuk melayani masyarakat secara mobile. Tempat-tempat penukaran uang baru resmi ini selalu diserbu masyarakat. Bahkan, sebagian besar sampai rela mengantri sejak pagi sebelum tempat penukaran uang baru dibuka, karena takut tidak kebagian.

Namun demikian, masih ada saja mereka yang tidak kebagian jatah uang baru. Kebanyakan mereka adalah para pegawai yang telat mendapatkan THR sehingga harus sabar menunggu untuk menukarkan uangnya dengan uang baru.

Mereka yang tidak kebagian uang baru ini tidak perlu khawatir. Pasalnya, saat ini di pinggir-pinggir jalan telah banyak lapak yang menyediakan jasa penukaran uang baru. Tentunya, para pelapak ini tidak cuma-cuma menyediakan jasa mereka. Untuk penukaran satu bendel uang baru biasanya dipungut uang lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah saja.

Dewasa ini penukaran uang baru telah berkembang menjadi ladang bisnis. Bagi pengusaha yang memiliki modal besar, langsung bergerak cepat begitu Bank Indonesia membuka loket penukaran uang baru. Jutaan rupiah rela mereka gelontorkan untuk mendapatkan uang baru yang akan mereka salurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk jasa penukaran uang.

Jasa penukaran uang baru di tepi-tepi jalan ini menjadi solusi bagi mereka yang ogah antri panjang di bank. Untuk mendapatkan satu bendel uang pecahan dua ribu atau lima ribu rupiah ini, Anda cukup menepi dan turun dari kendaraan, lalu bertransaksi dengan pelapak. Tak sampai lima menit, segepok uang baru sudah ada di tangan setelah Anda membayar uang jasa yang biasanya tak sampai lebih dari sepuluh ribu rupiah.

Untuk diketahui, tradisi tukar uang baru ini hanya ada di Pulau Jawa saja. Hal itu didukung oleh data Bank Indonesia yang menyebutkan adanya peningkatan penukaran uang baru sebelum lebaran setiap tahunnya. Sementara di luar Pulau Jawa tetap adem ayem tak ada pergerakan.

?>