
Sebelum Lebaran, Ada Tradisi Nyekar (C) WEAREMANIA
Sebagian besar masyarakat Pulau Jawa memiliki tradisi nyekar. Begitu pula warga Malang. Tradisi ini tak hanya dilakukan ketikan malam Jumat Legi, melainkan juga sebelum datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Beberapa hari jelang hari H lebaran, tempat-tempat pemakaman umum (TPU) di beberapa sudut Kota, Kabupaten Malang, dan Kota Batu tampak lebih ramai dari biasanya. Pengunjungnya bisa meningkat sampai beberapa kali lipat. Mereka hadir untuk nyekar di makam keluarga masing-masing.
Warga yang datang biasanya membawa bungkusan berisi kembang. Para peziarah juga membawa sabit, pemotong rumput atau sapu lidi untuk membersihkan rmput di atas dan sekitar makam keluarga mereka. Tak lupa mereka membawa sebotol air untuk membasahi tanahnya. Ada pula yang sampai membawa sikat untuk membersihkan nisan.
Tradisi nyekar ini bahkan bisa mendatangkan keuntungan bagi warga sekitar. Banyak yang mendadak beralih profesi menjadi penjual bunga untuk nyekar. Lapak-lapak penjual bunga dadakan ini biasanya mangkal tak jauh dari depan pintu gerbang kompleks pekuburan. Mereka menawarkan aneka bunga untuk berziarah, seperti mawar, kamboja, dan lain-lain. Berbagai macam bunga ini dikemas sedemikian rupa dalam sebuah bungkusan yang biasanya terbuat dari daun pelepah pisang. Per paket biasanya dibandrol dengan harga 2.500 hingga 4.000 rupiah saja.
Tradisi nyekar ini sebenarnya sudah bisa dilakukan sejak awal Ramadan. Namun, paling ramai warga berkunjung ke makam mulai H-3 lebaran. Mereka menyisihkan sebagian waktu untuk mengunjungi makam keluarga yang telah berpulang sebelum Idul Fitri tiba pada 1 Syawal.
Sejatinya, tradisi nyekar ini tak hanya dilakukan warga menjelang hari H lebaran tiba. Mereka juga melakukannya beberapa hari sebelum masuk bulan Ramadan. Saat itu, suasana kompleks pekuburan seramai jelang lebaran.
Tradisi ini dilakukan tak hanya untuk mendoakan mendiang keluarga yang telah berpulang pada-Nya. Ziarah kubur umumnya dilakukan sebagai salah satu bentuk pengakuan eksistensi mereka yang telah meninggal. Selain itu, tradisi nyekar juga bisa menjadi pengingat bahwa semua makhluk yang hidup di muka bumi ini akan mati dan menghadap pada Tuhan YME.