Maret 27, 2023
?>
Jalan Raya Malang-Kediri di Desa Pait, Kecamatan Kasembon (C) DIMENSILAIN.COM

Jalan Raya Malang-Kediri di Desa Pait, Kecamatan Kasembon (C) DIMENSILAIN.COM

Jika Anda pernah melewati Jalan Raya Malang-Kediri, mungkin cerita keangkerannya tak asing lagi di telinga. Sebagian besar sopir bus yang biasa melintasi jalur ini pada malam hari adalah saksi matanya.

Selain kawasan Jembatan Sulfat, ternyata banyak sekali jalanan di Malang Raya yang terkenal akan keangkerannya. Salah satunya tentu Jalan Raya Malang-Kediri. Jalanan ini membentang menghubungkan Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, dengan Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri.

Bus Puspa Indah dengan trayek Malang-Kediri sering melintasi jalanan yang menghubungkan wilayah perbatasan kedua kabupaten. Para sopir yang biasa menerjang pekatnya malam di jalanan ini dipastikan sudah hafal dengan kisah mistis yang menyertainya. Keangkeran jalanan ini juga sudah akrab di telinga mereka yang sering menumpang bus tersebut, atau yang doyan bawa kendaraan pribadi mondar-mandir Malang-Kediri, terutama di malam hari.

Awal kisah diceritakan, seorang sopir bus Puspa Indah shift malam yang sedang membawa penumpang melintasi jalan masuk Desa Pait, Kecamatan Kasembon. Kisah mistis itu terjadi sekitar tahun 2000-an. Diceritakannya, saat melintasi kawasan tersebut, ada wanita berpakaian putih yang menyetop bus. Karena belum ‘berpengalaman’, waktu itu ia menghentikan laju bus, karena menyangka wanita itu adalah calon penumpangnya. Namun, anehnya seketika itu juga beberapa penumpang bertanya-tanya pada sang sopir, “Kenapa berhenti, Pak? Kan tidak ada siapa-siapa”.

Kejadian itu pun berulang, tak hanya padanya, tapi juga kepada sopir bus Puspa Indah lainnya. Ketika kejadian itu berulang dan kebetulan menimpa sopir bus yang belum ‘berpengalaman’, maka kernet atau kondektur yang mengetahui kisah tersebut akan mengingatkan. Kepada penumpang yang juga belum mengetahuinya, si kernet atau kondektur pasti menimpali, “”Tidak apa-apa kok, Mas, Mbak. Kalau lewat sini sudah biasa”.

?>