Maret 28, 2023
?>
Tradisi Mudik Lebaran (C) TRIBUNNEWS

Tradisi Mudik Lebaran (C) TRIBUNNEWS

Tradisi mudik lebaran tiap tahunnya biasa dilakukan oleh warga kota besar seperti ibu kota Jakarta ke daerah-daerah. Tak hanya Jakarta, Malang pun tak bisa lepas dari tradisi tersebut.

Sebagai kota besar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang juga banyak didatangi oleh para pendatang. Mereka kebanyakan para mahasiswa yang menuntut ilmu di beberapa kampus ternama di Malang. Dengan julukan sebagai Kota Pelajar, tak heran jika Bumi Arema menjadi destinasi menuntut ilmu bagi pemuda-pemudi dari luar Malang. Bahkan tak jarang mereka datang dari luar Pulau Jawa, seperti Bali, NTT, NTP, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Beberapa hari jelang Hari Raya Idul Fitri, kampus-kampus di Malang biasanya meliburkan mahasiswanya. Para mahasiswa pendatang pun kadang jauh-jauh hari sudah merencanakan untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Mulai dari menyiapkan barang-barang bawaan, oleh-oleh, dan yang paling penting memesan tiket untuk mudik, jika memang menggunakan moda transportasi umum.

Kebanyakan orang mungkin mengira ketika para pendatang yang sehari-harinya berjejalan di Kota Malang ini pulang kampung, situasi dan kondisi jalanan menjad lebih lengang. Namun, anggapan itu sepertinya tak terbukti. Nyatanya, setiap tahun kondisi jalanan Kota Malang beberapa hari jelang lebaran malah semakin padat. Kemacetan terjadi di beberapa titik. Jalan-jalan yang tadinya kondisi lalu lintasnya lancar, akhirnya macet juga. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas warga di luar rumah, untuk mencari baju baru buat lebaran, ngabuburit, atau sekadar ikut-ikutan.

Selain itu, meningkatnya kepadatan lalu lintas ini juga dipengaruhi oleh arus mudik warga asli Malang dari kota-kota yang lebih besar, seperti dari Jakarta dan Surabaya. Warga asli Malang yang merantau keluar kota, luar pulau, bahkan luar negeri berduyun-duyun pulang ke kampung halamannya di Malang Raya. Mereka pun tak mau melepaskan momen tradisi mudik lebaran ke kota kelahiran. Umumnya mereka dari kaun pekerja dan juga mahasiswa yang menuntut ilmu di luar Malang.

Biasanya, tradisi mudik lebaran ini mengalami puncaknya pada H-1 Idul Fitri. Saat itu, jalan-jalan di Malang sudah bisa dipastikan bakal menjadi lebih padat dari biasanya. Mall dan pusat perbelanjaan pun dipenuhi oleh lautan manusia. Lalu lintas pun menjadi tak hanya padat merayap, namun kemacetan sudah menjadi pemandangan biasa.

Situasi ini akan berlangsung hingga arus balik dan liburan berakhir. Warga kembali ke rutinitas masing-masing. Arek Malang yang merantau ke luar kembali ke tempat kerjanya. Sedangkan para mahasiswa luar pun kembali ke Malang untuk menuntut ilmu di kampus mereka. Dan Malang tetaplah menjadi kota padat yang super sibuk khas Kota Metropolitan.

?>