April 2, 2023
?>
Komunitas Gubuk Baca Lentera Negeri yang hadir dalam diskusi Anak Muda dan Semangat Kebangsaan (C) ANAZKIA

Komunitas Gubuk Baca Lentera Negeri yang hadir dalam diskusi Anak Muda dan Semangat Kebangsaan (C) ANAZKIA

Harian Kompas menggelar sebuah diskusi di Malang bertajuk “Anak Muda dan Semangat Kebangsaan”, Sabtu (20/8) lalu. Dari diskusi tersebut terungkap bahwa generasi muda Arek Malang melalui beberapa komunitas sosialnya masih memiliki semangat kebangsaan yang luar biasa.

Dalam diskusi tersebut, puluhan komunitas sosial yang hadir memaparkan cara mereka masing-masing dalam berjuang membangun bangsa. Mereka mendidik anak-anak muda, khususnya di Malang Raya dengan cara dan biaya swadaya.

Komunitas yang hadir di antaranya adalah Dulur Never End yang mengajar anak pemulung dan anak jalanan, Gubuk Baca Lentera Negeri, A Day To Walk, KYP, Sanggar Sahabat Anak yang mengajar anak buruh. Tak ketinggalan hadir pula penulis sekaligus dosen asal Universitas Muhammadiyah Malang, Pradana Boy.

Gubuk Baca Lentera Negeri, misalnya, yang berkarya dengan mengenalkan buku dan dolanan anak pada anak-anak kecil di wilayah Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang sejak tahun 2014. Mereka berupaya mendekati anak-anak melalui perpustakaan yang mereka dirikan secara swadaya. Mereka membantu anak-anak dalam belajar di sebuah kampung yang bernama Gang Tato. Kampung ini disebut demikian karena kawasan itu kondang sebagai kampungnya para preman.

“Berawal dari buka bacaan, kami mulai diterima oleh warga Gang Tato secara baik. Akhirnya bukan hanya anak-anak yang kemudian bisa kami dekati, orang tua yang semula menolak pun perlahan mendukung langkah kami, dan pendidikan mulai dianggap sebagai hal penting di kampung tersebut, sehingga kini Gang Tato beranjak menjadi kampung yang maju,” ujar Fachrul Alamsyah, pendiri Gubuk Baca Lentera Negeri.

Berbeda lagi dengan perjuangan komunitas Arbanat String Ansamble yang bergerak di bidang musik. Mereka mendedikasikan waktu mereka sejak 16 tahun lalu untuk mengingatkan warga Malang Raya akan pentingnya menghafal lagu-lagu daerah dan lagu nasional, terutama pada anak-anak sekolah. Mereka sering menggelar konser kecil-kecilan dari sekolah ke sekolah dengan membawakan lagu daerah dan nasional.

“Saat ini mungkin lagu daerah dan naisonal tidak populer di kalangan sebagian besar anak-anak muda, makanya harus ada yang mengingatkan mereka akan hal tersebut,” kata Ugik, pendiri Arbanat String Ansamble.

Mereka hanyalah sebagian kecil saja, karena di Malang Raya terdapat banyak komunitas sosial lainnya yang bergerak di bidang lain. Mulai dari bidang seni budaya, pendidikan, dan lain sebagainya.

Pradana Boy selaku seorang pakar mengatakan, memang dibutuhkan ide-ide “gila” untuk membangun sebuah kota atau bangsa. Menurutnya, anak-anak muda sudah selayaknya tidak berpangku tangan kepada pemerintah saja untuk menyelesaikan seluruh masalah di masyarakat. Dibutuhkan orang-orang yang “tidak normal” seperti anak-anak muda yang hadir dalam diskusi bertajuk Anak Muda dan Semangat Kebangsaan tersebut.

“Peran anak-anak muda dalam komunitas sosial di Malang Raya ini sangat dibutuhkan untuk membangun dalam arti sesungguhnya,” ungkap Pradana.

?>