Maret 26, 2023
?>

Ada salah satu pabrik gula yang legendaris di Malang, yaitu pabrik gula Kebon Agung yang berdiri tahun 1905 silam. Pabrik ini berlokasi di desa Kebonagung, Pakisaji, Malang.

Untuk bahan baku produksi, pabrik yang memberi fasilitas bingkisan dan rekreasi selesai giling ini memasok tanaman tebu yang dapat tumbuh di daerah sawah dan tegal atau daerah iklim tropis dan subtropis. Selanjutnya, tebu-tebu tersebut dipilih bagian batangnya yang mengandung gula (sukrosa) untuk diproses menjadi gula kristal.

stasiun penguapan di pabrik gula Kebon Agung
stasiun penguapan di pabrik gula Kebon Agung | Foto Instagram @oktaer

Layaknya pabrik-pabrik lain, masalah yang biasanya timbul oleh pabrik adalah tentang penanganan limbah. Sebab, ada limbah yang masih bisa diolah dan limbah berbahaya. Untuk di perusahaan pabrik ini sendiri sudah memiliki unit pengelolaan limbah untuk menghindari pencemaran lingkungan yang berbahaya.

Ada tiga limbah yang dihasilkan disini, yaitu padat, cair, dan gas. Untuk limbah cair, asalnya dari larutan gula dari pipa-pipa yang langsung masuk ke selokan, air cucian evaporator, dan lainnya. Cara mengatasinya dilakukan dengan dua metode. Yang pertama penanganan secara internal yang diantaranya berupa minimalisasi limbah, pemisahan air berpolutan, pencegahan masuknya polutan padat ke dalam air. Lalu yang kedua secara eksternal dengan cara melewatkan air berpolutan melalui UPLC(Unit Pengolahan Limbah Cair), dengan menjaga agar jumlah limbah sekecil mungkin dan kadar polutan sekecil mungkin diharapkan tidak akan mencemari lingkungan.

tampak mesin yang ada di dalam pabrik gula Kebon Agung
tampak mesin yang ada di dalam pabrik gula Kebon Agung | Foto Instagram @gamping17

Jenis limbah yang kedua yaitu limbah padat yang berupa ampas, blotong, dan abu ketel. Ampas yang dihasilkan dari sisa produksi masih dapat digunakan lagi untuk medium penumbuh jamur bahkan juga dijual untuk industri kertas. Selanjutnya ada Blotong, sebenarnya, blotong itu merupakan hasil dari stasiun pemurnian merupakan kotoran-kotoran nira yang mengendap yang mengandung bahan organik dan anorganik.

Blotong masih bisa difungsikan untuk bahan batu bata dan bisa juga dijadikan kompos. Lalu ada abu ketel. Dari penyebutannya sudah berarti bahwa abu yang dihasilkan dari pembakaran ketel. Abu berpotensi mengganggu saluran pernapasan kita. Sehingga harus disemprot dengan air agar tidak menyebar. Abu ketel ini sama fungsinya dengan blotong, untuk bahan campuran batu bata, pupuk kompos, juga bahan bakaran batu bata.

Yang terakhir ada limbah gas. Utamanya limbah jenis ini berasal dari asap yang dihasilkan ketel dan pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan jelaga. Oleh karena itu mengatasinya menggunakan ketel yang dilengkapi dengan dust collector dan cyclone yang dapat memisahkan partikel dari gas.

sumber : http://www.ptkebonagung.com/

?>