
Dibandingkan dengan daerah lain, Malang dipandang sebagai daerah yang cukup maju mengingat statusnya bukan Ibukota Propinsi. Tidak heran, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sempat ada keinginan pemerintahan dipindahkan dari Jakarta ke Malang.
Memang Malang saat itu bukan satu-satunya nominasi karena masih ada Jakarta, Bogor, Magelang, dan Bandung. Gagasan Ibukota Indonesia bermula pada tahun 1950 dengan adanya pembentukan Panitia Agung Ibukita Negara. Dalam kepanitiannya, Sukarno (yang juga mencalonkan Palangkaraya) juga terlibat.
Sementara di sisi lain meskipun ada pesaing, pada tahun 1954 Pemerintah Kota Malang sudah mempersiapkan diri untuk maju sebagai Ibukota negara. Keseriusan ini terlihat pada adanya tim khusus yang bernama “Panitia Kota Malang sebagai Ibukota RI” yang diketuai oleh R. Soeripto.
Tugas tim tersebut adalah untuk mengumpulkan semua keterangan dan bahan yang menjadi syarat untuk menjadi Ibukota. Dari berbagai penelitian, diunggap jika dari aspek ekonomi, meteorologi, sosiologi, teknis, sejarah, geopolitis, dan kondisi masa depan, Malang sangat meyakinkan untuk dijadikan Ibukota negara.
Dari Radar Malang, dikatakan jika faktor-faktor itu seperti ekonomi misalnya, syarat untuk menjadi ibukota adalah tersedianya produksi makanan dari sekitar ibukota. Untuk hal tersebut, Kota Malang sangat bisa memenuhinya. Sebab Kota Malang dikelilingi oleh wilayah-wilayah yang sangat subur seperti Kabupaten Malang, Blitar, dan Pasuruan.
Dari sisi sosiologis, sejak zaman kolonial, Kota Malang sudah mempunyai masyarakat yang siap dengan segala sarana dan prasarana. Mulai dari dunia perbankan sampai dunia hiburan. Malang juga dilengkapi dengan banyaknya sarana olahraga, pasar, dan taman-taman kota yang indah.
Selain itu, syarat lainnya untuk dipenuhi Kota Malang sebagai ibukota adalah mudahnya transportasi menuju kota tersebut. Untuk ini, Malang sangat memenuhi kriteria. Sebab untuk masuk kota ini bisa melalui berbagai jalur. Mulai dari jalur jalan darat, rel kereta api, sampai tersedianya Lanud Abdurrahman Saleh.
Sayang, rencana pemindahan itu tidak pernah terwujud meskipun Malang dianggap cocok. Bahkan usulan Sukarno untuk menjadikan Palangkaraya Ibukota negara juga gagal karena Ibukota tetap di Jakarta sampai saat ini.