
Es Lek Mino (C) AKAIBARA
Generasi ’90-an yang bersekolah di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang tentu kenal dengan Es Lek Mino. Dulu, penjual es puter itu biasa mangkal di depan Taman Siswa, di Jalan Panglima Sudirman.
Saat penulis bersekolah di SD Taman Siswa (Taman Muda), sekitar tahun 1992, Lek Mino sudah berjualan di depan sekolah swasta paling favorit di Turen tersebut. Kala itu, Lek Mino masih cukup muda, sekitar usia 30 tahunan. Tiap hari, Lek Mino membawa gerobak dagangannya yang berisi es puter mangkal di halaman sekolah penulis.
Ketika jam istirahat tiba, gerobak esnya sudah standby di luar pagar sekolah. Lek Mino yang tinggal di Gang Kenongosari yang tak jauh dari Taman Siswa itu pun sudah siap melayani para siswa. Es puternya tak pernah sepi dari pembeli. Baik siswa SD (Taman Muda) maupun SMP (Taman Dewasa), sudah menjadi langganan tetapnya. Es Lek Mino sering menjadi solusi dahaga, terutama di cuaca yang terik. Terlebih saat itu, siswa kelas 4 hingga kelas 6 Taman Muda memang harus melakoni pelajaran fullday school hingga pukul 14.05 WIB, kecuali hari Jumat. Kadang, tak sampai siang, gerobaknya sudah balik kanan pulang kandang lantaran sudah kehabisan stok es puter untuk dijual.
Ada tiga varian es yang bisa dipilih oleh para siswa kala itu. Tentu saja dengan harga yang bersahabat dengan kantong anak-anak. Pertama, es contong, begitu kami menyebutnya. Varian es ini berupa kerupuk cone alias contong berbentuk kerucut, yang diisi dengan es puter yang terbuat dari santan kelapa. Harganya kala itu hanya 100 rupiah saja. Kedua, ada es roti, yang bisa jadi alternatif pilihan bagi siswa. Varian ini merupakan es puter yang diletakkan di antara apitan selembar roti tawar dengan pelengkap olesan susu kental manis di atasnya. Es roti ini dibandrol dengan harga 200 rupiah saja kala itu. Ketiga, tentu saja es puter yang menggunakan mangkok kecil. Varian ini selain berisi es puter yang terbuat dari santan, dicampur dengan jenang mutiara, cincau, potongan roti tawar, dawet atau cendol, tape ketan hitam, dan lain-lain. Varian ini dihargai 300 rupiah oleh Lek Mino.
Kini, lantaran sudah dimakan usia, Lek Mino tak lagi berjualan es puter. Hanya saja, gerobak es puternya masih setia menghiasi Jalanan Panglima Sudirman. Hanya saja, yang berjualan kini adalah anak dan menantunya. Bahkan, tak hanya berjualan di depan Taman Siswa saja, Es Lek Mino punya kedai kecil di dekat Gang Kenongosari, tepatnay di sebelah Toko Rita. Selain itu, Es Lek Mino juga mangkal di Jalan Utara Pasar Turen, tepatnya di ujung jalan tengah pasar. Bagi Anda yang ingin bernostalgia dengan es puter legendaris di Turen ini, silakan saja. Sekedar informasi, harga es puter ini masih sangat terjangkau. Untuk mendapatkan satu porsi es puter dengan isi seperti varian es mangkok zaman dahulu, Anda hanya perlu mengeluarkan uang 2000 rupiah saja. Namun, kini es puter tersebut tak menggunakan mangkok lagi, melainkan gelas mika kecil dengan tutup dan dilengkapi dengan sendok plastik pula.