
Adityanta Dani, Retas Mimpi dari Atas Kursi Roda
Adityanta Dani bisa dibilang satu-satunya standup comedian difabel yang cukup sukses hingga level nasional. Dari atas kursi rodanya, pemuda kelahiran Malang, 17 November 1991 itu meretas mimpi-mimpi di dunia stand up komedian tanah air.
Pria bernama lengkap Adityanta Dani Darmawan itu pertama dikenal publik melalui kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) yang ditayangkan Kompas TV. Awalnya, Dani hanya tampil mengisi grand final SUCI 4 pada tahun 2014. Namun, di tahun berikutnya, Dani menjadi salah satu finalis SUCI 5, dan mampu menembus babak 4 besar.
Keterbatasan fisik sebagai seorang difabel tak membuatnya menyerah begitu saja. Meski sepanjang penampilannya selalu dilakukan dengan duduk di atas kursi roda, Dani tetap berusaha memberikan penampilan terbaiknya.
Dani pun sempat dinobatkan menjadi pelawak tunggal difabel pertama di Indonesia yang mampu mengundang decak kagum pemirsa. Penampilannya sekaligus membuka mata publik bahwa seorang berkebutuhan khusus mampu berprestasi, termasuk sebagai komika difabel pertama yang tampil di kompetisi SUCI Kompas TV.
Kisah tragisnya dimulai ketika Dani berusia 5 tahun. Suatu ketika, Dani bersama keluarganya mengalami tragedi kecelakaan mobil di Pagaralam, Sumatera Selatan. Beruntung, semuanya selamat dari kecelakaan tersebut. Dani yang saat kecelakaan berada di bagian mobil paling depan, terluka paling parah. Akibat dari tragedi itu kaki Dani tak bisa tumbuh normal layaknya anak-anak lainnya. Kedua kakinya divonis dokter tidak bisa dipakai menopang seluruh anggota tubuhnya. Tak heran, saat berjalan Dani sangat membutuhkan alat bantu penyangga. Selain itu, tutur bicaranya juga tak bisa selancar orang normal.
Hari-hari setelah mengalami kecelakaan tersebut dilewati Dani dengan sikap lebih tertutup. Dani menjadi lebih sering menghabiskan waktu luangnya sepulang sekolah untuk membaca buku di kamar. Bertahun-tahun menjalani rutinitas tersebut, Dani yang tak krasan pun lalu berinisiatif untuk keluar. Dani mulai berusaha membuka diri mencari pergaulan baru yang salah satunya dengan bergabung dengan beberapa komunitas yang ada di Malang Raya. Sempat mendapat tolakan dari beberapa komunitas lantaran kondisi dirinya, Dani tak menyerah.
Akhirnya, pada tahun 2013, Dani mulai berkenalan dengan dunia stand up comedy. Seringnya menyaksikan penampilan stand up comedy bersama rekan-rekan kuliah kemudian memunculkan keinginannya untuk ikut dalam komunitas stand up comedy yang ada di Malang bernama Stand Up Indo Malang. Dani mengaku bersyukur, lantaran komunitas barunya itu mau menerimanya dengan tangan terbuka, sejak Agustus 2013.
Bahkan, komunitas barunya itu bisa dibilang yang membukakan jalan, hingga akhirnya kesempatan untuk tampil di beberapa kampus di Malang didapatkannya juga. Dari kegiatan barunya itu pula sedikit demi sedikit Adityanta Dani mulai bisa menabung dengan mengumpulkan honornya tiap manggung.
Peluangnya menasional terbuka setelah sempat ikut mengisi acara stand up comedy yang disiarkan oleh salah satu stasiun TV swasta. Menariknya, selama hampir setahun bergelut di dunia stand up comedy, Dani merahasiakan aktivitas barunya itu dari kedua orang tuanya. Mereka baru tahu anaknya meretas karir sebagai stand up comedian pada awal Januari 2015, ketika ia mendapatkan golden ticket untuk tampil di Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 5 yang diadakan Kompas TV di Jakarta.
Usai tampil dalam Grand Final SUCI 4, Dani kembali masuk layar Kompas TV bersama tujuh rekan komunitasnya, yakni Wawan Saktiawan, Ryan Cimenk, Rahadyan Kukuh, Indra Cahya, Firman Singa, Widi Ciwid, dan Ulwan Fakhri dalam Liga Komunitas Stand Up (LKS), mewakili komunitas Stand Up Indo Malang. Kedelapan stand up comedian Malang itu terbagi menjadi dua tim dengan masing-masing tim beranggotakan 4 orang. Dani menjadi anggota tim SUI Malang 1 bersama Wawan, Ryan, dan Widi. Sayang, langkah mereka hanya mampu sampai babak 8 besar setelah kalah oleh tim Stand Up Indo Bintaro, Tangerang, Serpong (BTS).
Semangat pantang menyerah Dani ditunjukkannya dengan kembali mengikuti audisi SUCI 5. Kali ini audisi yang diikutinya bersama rekan-rekannya di Surabaya membuatnya berhasil lolos. Tak hanya sampai di situ, Dani terus melaju hingga menembus babak 16 besar SUCI 5.
Selama kompetisi, untuk membantu aktivitasnya sehari-hari, khususnya saat kompetisi stand up comedy, Dani ditemani asistennya yang bernama Zainul, yang merupakan sahabat baiknya sejak kecil. Adityanta Dani konsisten membawakan materi komedi mengenai keresahannya sebagai seorang difabel. Niat mulianya bukan sekedar menunjukkan bahwa penderita difabel tidak selamanya ditertawakan, melainkan mereka juga layak dapat apresiasi melalui kelebihan dan karya-karya yang mereka buat.
Ya, seperti yang dilakukannya dengan menghibur penonton lewat panggung stand up comedy. Salah seorang juri kala itu, yaitu Feni Rose sangat memfavoritkannya untuk masuk ke babak grand final. Berkat konsistensi materi yang dibawakannya, Dani mampu mencapai babak 4 besar, sebelum akhirnya tereliminasi.
Harapannya tentu perjuangan Dani mampu memotivasi penderita difabel lain di Indonesia untuk berani menunjukkan bakat yang dimiliki ke hadapan publik, khususnya di bidang stand up comedy.