
Desa Peniwen, salah satu Desa di wilayah Kecamatan Kromengan. Agak berbeda dengan wilayah Desa lain di Malang, karena di sana mayoritas agama yang dianut adalah Kristen.
Tidak sulit untuk mencapai desa ini, karena angkutan umum yang menuju ke daerah Gunung Kawi sudah tersedia meskipun jumlahnya. Penduduknya banyak bekerja sebagai petani karena daerah ini memiliki lahan sawah sekitar 233 hektar yang subur.
Desa Peniwen termasuk 41 Desa Kristen yang ada di Jawa Timur, Kampung Kristen di Jawa Timur inilah yang dikenal dengan sentra Kristen Jawi Wetan (GKJW), yaitu gereja beraliran Protestan yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Di Malang sendiri, selain Desa Peniwen ada Desa Suwaru, Sitiarjo, Rowotrate, Tambakasri, Pujihajo, dan Tempursari.
Sejarahnya, desa ini dibuka pada tahun 1880 oleh 20 orang yang dipimpin oleh Kiai Sakejus. Kampung baru tersebut diberi nama Dukuh Krajan yang bergabung dengan Desa Kromengan. Kemudian pada 1883, Pendeta Kremer mengunjungi kampung itu untuk mendoakan berdirinya kampung Kristen. Kemudian pada 1895 terjadi perubahan administrasi dimana Dukuh Krajan menjadi desa terpisah yang kemudian berganti menjadi Desa Peniwen.
Dikutip dari sejarah Desa Peniwen, Peni adalah singkatan dari kata nyimpen atau tempat menyimpan, sedan wen adalah kependekan dari deduwen yang artinya kepemilikan berupa benda atau barang.
Luas wilayahnya sekitar 717 hektare. Pembagian lahannya adalah 233,508 hektare digunakan sebagai tanah sawah, 398,942 hektare digunakan sebagai tegal, 75 hektare digunakan sebagai pekarangan, dan sisanya 18 hektare digunakan untuk kebutuhan lainnya.
Dikatakan jika pada masa penjajahan Belanda kampung ini tidak luput dari jajahan, bahkan dikatakan sangat menderita. Puncaknya terhadi saat milisi Belanda menembaki anggota Palang Merah Remaja saat menjalankan tugas merawat penduduk pada 19 Februari 1949.
Setiap tahun di sana diadakan kegiatan selamatan yang bertujuan untuk mensyukuri nikmat. Sepertinya halnya desa lain di Malang ada yang namanya unduh-unduh, bersih desa, dan kaleman.
Unduh-unduh, acara untuk mensyukuri hasil panenan atau hasil kerja. Kemudian hasilnya menjadi persembahan kepada Tuhan. Tradisi ini mirip dengan unduh-unduh yang ada di kawasan Tengger meskipun diadakan dengan tatacara agama yang berbeda.
Kemudian bersih desa adalah kegiatan untuk membersihkan lingkungan, hampir sama dengan daerah lain di Malang. Bersih desa di Peniwen juga ada tontotan berupa kesenian daerah.
Meski dulunya adalah Desa Kristen, perlahan kini penduduknya sudah Bhineka Tunggal Ika. Artinya sudah agama lain seperti Islam dan Hindu yang masuk ke Desa. Rasa tenggang rasa dan saling menghormati cukup terjaga di sini. Salah satunya adalah adanya Panti Asuhan Islam yang bernama Dar ar-Rahman lil Aitam.