
Makam Mbah Sogol, Keponakan Pangeran Diponegoro (C) KIMDKVMASKHA
Jika ditelisik, wilayah Kabupaten Malang memiliki banyak wisata religi berupa makam para pejuang maupun ulama yang hijrah dari Mataram ke wilayah timur Pulau Jawa. Salah satu yang cukup terkenal di kawasan Kecamatan Gondanglegi tentu Makam Mbah Sogol, yang konon adalah keponakan Pangeran Diponegoro.
Mbah Sogol sendiri merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang mungkin luput dari catatan sejarah. Mbah Sogol konon masih memiliki garis keturunan dengan Pangeran Diponegoro, yakni sebagai keponakan.
Seperti tokoh-tokoh zaman dahulu, Mbah Sogol punya banyak nama sebutan dari masyarakat. Ada yang menyebutnya Raden Sudro, Mbah Jalmono, atau juga Mbah Abdul Manaf. Meski demikian, masyarakat Gondanglegi sendiri lebih mengenalnya dengan sebutan Mbah Sogol.
Disebut demikian, karena memang dahulunya Mbah Sogol ini memiliki cara memasak yang khas, berbeda dengan yang umumnya dilakukan orang-orang, yakni dengan menggunakan bambu dengan teknik yang tidak lazim dilakukan oleh orang lain.
Mbah Sogol juga dikenal sebagai cerita orang yang melakukan babat alas Desa Gondanglegi. Diceritakan jika nama Gondanglegi berasal dari buah gondang yang biasanya pahit menjadi manis saat dipegang oleh Mbah Sogol.
Keberadaan Mbah Sogol di Malang diceritakan saat dahulu kala ada sekitar 4.000 tentara Indonesia yang disembunyikan di beberapa tempat di Malang Selatan oleh warga setempat. Hal ini dilakukan dalam rangka menyelamatkan diri dari serangan pasukan Belanda.
Tentara Indonesia itu tersebar mulai dari Dampit, Gondanglegi, Banjarejo, dan lain-lain. Mbah Sogol sendiri termasuk di antara ke-4000 tentara tersebut. Sayang, kemudian ia tertangkap oleh Belanda dan ditembak mati. Mbah Sogol wafat pada tahun 1919 dan dimakamkan di Gondanglegi Kabupaten Malang.
Makam Mbah Sogol tepatnya berada di Jalan Raya Hayam Wuruk, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Lokasinya berada di sebelah utara Taman Makam Pahlawan Kecamatan Gondanglegi.
Dulu, makam beliau terletak di pasar Gondanglegi, saat pasar tersebut mengalami dua kali kebakaan pada tahun 1965 dan 1972 makam tersebut adalah satu-satunya bangunan yang utuh. Kemudian saat tahun 1974 ketika Pasar Gondanglegi dibangun, makam ini akhirnya dipindahkan ke lokasi sekarang.
Pada tahun 2015 lalu, makamnya mengalami proses pembangunan di sekelilingnya. Pembangunan tersebut diharapkan oleh pengurus makam agar Makam Mbah Sogol tetap terawat. Hal ini dilakukan sekaligus sebagai upaya meningkatkan popularitas wisata religi di Kabupaten Malang umumnya dan Kecamatan Gondanglegi khususnya.
Harapannya tentu agar wisata religi macam ini tidak tersisih dan hilang seiring pesatnya kemajuan teknologi dan derasnya arus globalisasi di tanah air.