
Mengenang Sosok Romo Siswanto, Legenda SMAK Dempo (C) MERDEKA
Sekolah Menengah Atas Katholik (SMAK) Santo Albertus adalah salah satu sekolah tua di Kota Malang. Sekolah yang terkenal dengan sebutan SMAK Dempo itu memiliki seorang sosok legenda bernama Romo Siswanto.
Berdiri sejak 1936, sekolah Katolik ini selama empat periode berturut-turut dipimpin oleh Romo misionaris dari Belanda. Pasalnya, sekolah ini memang berada di bawah payung Yayasan Santa Maria yang merupakan bagian dari provinsialat Belanda kala itu.
Dalam sejarah berdirinya, kelahiran SMAK Dempo berawal dari kedatangan Romo Misionaris dari Belanda ke Malang. Romo dari Ordo karmel ini memiliki misi penyebaran agama Katolik sejak datang pada tahun 1923. Demi kelancaran misi tersebut, mereka menggunakan sekolah sebagai salah satu media penyebarannya. Sejurus dengan hal itu, maka didirikan lah sebuah sekolah bernama Santo Albertus yang hingga kini masih eksis.
Kepala sekolah SMAK Dempo saat ini, Bruder Antonius Sumardi menerangkan, sejak berdiri puluhan tahun lalu hingga kini, sekolah Santo Albertus masih mengemban misi yang sama. Sejak didirikan, sekolah ini telah berganti kepala sekolah sampai 13 kali. Namun, pria yang akrab disapa Bruder Mardi itu menyebut ada sesosok kepala sekolah yang hingga kini masih dikenang di hati para penghuni sekolah maupun alumni. Orang itu adalah Romo Emanuel Siswanto, atau lebih akrab dengan nama Romo Siswanto.
Romo Siswanto merupakan kepala sekolah dengan masa jabatan paling lama di SMAK Dempo, yakni sejak tahun 1967 hingga 1998. Selama 30 tahun menjabat, Romo Siswanto meninggalkan kesan sebagai pribadi yang bersahaja, sehingga banyak penghuni maupun alumni SMAK Dempo yang mengenangnya. Bisa dibilang, selama tiga puluh tahun menjabat, sosoknya sangat menjiwai karakter SMK Dempo, bahkan sekolah itu sangat identik dengannya.
Masih menurut Bruder Mardi, sulit sekali menyamai pribadi sosok Romo Siswanto sekarang. Salah satu hal yang cukup menakjubkan, di usianya yang sudah senja, Romo Siswanto masih bisa menghafal nama sekian banyak murid yang sedang atau sedang mengenyam pendidikan di SMAK Dempo. Bahkan, hingga silsilah keluarga siswa pun juga dihafalnya.
Kehebatan Romo Siswanto yang kedua adalah kebiasaannya mengunjungi rumah murid-muridnya. Ketika sedang bepergian ke daerah selatan, seperti ke Blitar, Tulungagung, atau Trenggalek, Romo ini selalu mampir ke rumah muridnya. Begitu pula ketika ia bepergian ke daerah utara, juga mesti mampir. Belum pernah ada kepala sekolah SMAK penerusnya yang mampu meniru salah satu kehebatannya tersebut.
Bruder Mardi juga menyanjung pribadi Romo Siswanto yang di sisi lain memiliki sifat kebapakan. Selain itu, ia dikenal sebagi sosok yang tidak suka banyak bicara. Meski demikian, ia memiliki sifat dan sikap yang menyejukkan hati siapa pun. Tak heran jika kepala sekolah penerusnya maupun alumni siswa SMAK Dempo yang pernah menjadi siswanya selalu mengenang nama Romo Siswanto.
Para alumni sekolah Katholik ini masih sering menggelar kegiatan reuni. Para alumni siswa Romo Siswanto lah yang jadi penggagasnya. Untuk mengenang sosoknya, pada ajang reuni perak yang digagas oleh alumni pada tahun 1991, sosok Romo Siswanto diabadikan melalui sebuah foto karikatur yang hingga kini masih terpajang menghiasi ruang tamu SMAK Dempo.