
Taman Mojolangu, Keindahan di Pinggiran Kota Malang (C) KOTAHIJAU
Keseriusan pemerintah setempat untuk mengembalikan Kota Malang sebagai kota taman sejak akhir tahun 2014 lalu patut diacungi jempol. Bahkan, mereka tak hanya merevitalisasi taman yang sudah ada dan membangun taman baru di pusat kota saja. Taman Mojolangu menjadi salah satu bukti bahwa program tersebut merata hingga ke pinggiran Kota Malang.
Taman kota yang berlokasi di Jalan Ikan Tombro, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ini sangat cocok dijadikan tempat pilihan untuk menghabiskan waktu di pagi atau sore hari. Sesuai dengan tujuannya, Pemkot Malang membangun taman ini pada pertengahan tahun 2014 lalu untuk tempat olah raga dan bersantai untuk warga.
Taman Mojolangu merupakan hasil pembangunan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang dananya berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum. Mereka mengucurkan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) hingga 3 Miliar rupiah.
Secara garis besar, disain taman ini dibuat sama seperti ‘pendahulunya’, Taman Singha Merjosari, Taman Merbabu dan Taman Trunojoyo yang kental dengan nuansa sporty. Tak heran, karena beberapa fasilitas olah raga bisa Anda jumpai di taman yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih dua hektar ini. Mulai dari lapangan sepak bola, track untuk jogging, hingga lintasan yang terbuat dari beton khusus untuk skateboard dan sepeda BMX yang bisa Anda coba satu persatu. Tak salah jika taman ini direkomendasikan untuk para komunitas bola sepak, jogging, skate dan sepeda BMX.
Usai lelah berolah raga, Anda bisa duduk-duduk santai di beberapa gazebo yang disiapkan di sekitaran Taman Mojolangu ini. Bagi Anda yang membawa bekal, makan atau minuman, bisa disantap sambil menikmati hijaunya rumput taman. Di tempat ini Anda juga bisa menikmati suasana romantis ketika kebetulan hujan rintik-rintik tiba.
Selain fasilitas olah raga, Taman Mojolangu juga memiliki fasilitas publik lainnya. Ada taman bermain dan taman edukasi pula untuk balita dan anak-anak. Area bermain yang konon dibangun dengan menelan biaya hingga 80 juta rupiah ini membutuhkan pengawasan para orang tua. Mereka diharapkan tak lepas tangan terhadap balita dan anak-anak masing-masing demi menghindari kejadian yang tak diinginkan, seperti terjatuh saat bermain atau bahkan bertengkar dengan sesamanya.