
Mengenal Kampung Glintung Go Green (3G) di Bimbing (C) GLINTUNGGOGREEN
Kalau di Jodipan memiliki Kampung 3D alias Tridi, maka di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing punya Kampung 3G (Glintung Go Green). Kampung yang berada di RW 23 tersebut kini menjelma sebagai wisata ramah lingkungan, sekaligus wisata edukatif dan proyek percontohan.
Terbentuknya Kampung Glintung Go Green ini dilatarbelakangi oleh kumuhnya wilayah RW 23 dengan segala permasalahan ekonomi dan sosial yang ada. Kemudian, sang Ketua RW, Ir. H. Bambang Irianto ingin mencoba mengubah keadaan itu bersama warga setempat. Inisiatif yang mendapatkan dukungan dari masyarakat itu diwujudkannya dalam sebuah gerakan sosial bernama Glintung Go Green (3G).
Dalam pelaksanaannya, program tersebut tidaklah mudah. Sebab, ide dasarnya ingin mempertahankan nilai-nilai luhur budaya kampung sambil memperbaiki kondisi lingkungan. Di sisi lain, mereka ingin tetap menyerap nilai-nilai modern untuk memperkaya aspek sosial-ekonomi masyarakat.
Gerakan 3G ini diawali dengan kegiatan sederhana, yakni penghijauan lingkungan yang dimulai sejak Februari 2012. Gerakan ini dinilai sejalan dengan program Pemerintah Kota Malang dalam melakukan gerakan penghijauan, Malang Ijo Royo-royo.
Dalam pelaksanaannya disepakati, warga sepakat memiliki tanaman hijau di setiap rumah sebagai syarat untuk memperoleh layanan administrasi kependudukan. Khusus bagi mereka yang tidak mampu membeli tanaman, maka pihak RW tak segan memberikan bantuan berupa tanaman yang wajib dirawat yang bersangkutan.
Saat ini program tersebut terus dikembangkan melalui diskusi-diskusi masyarakat atau dalam rapat RW. Hasilnya, kini selain mengembangkan tanaman yang asal hijau dan indah, warga mulai melirik tanaman yang dapat dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.
Program ini mendapat dukungan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur yang membimbing warga belajar bercocok tanam. Teknologi untuk mengembangkan tanaman sayuran dan tanaman pangan lainnya pun diberikan. Mereka menerapkan cara konvensional di lahan dan pot/polibag, juga dengan sistem hidroponik. BPTP mengenalkan semua teknologi itu agar masyarakat bisa memilih mana yang paling cocok dengan kondisinya mereka.
Inisiatif untuk mengelola dan mengembangkan Kampung Gelintung Go Green ini menarik perhatian Pemkot Malang. Sejak tahun 2013, 3G ikut dalam Lomba Kampung Bersinar, gerakan Kampung Hijau Decofresh, dan puncaknya pada tahun 2014 masuk dalam lima besar kampung peraih nilai tertinggi dalam penilaian kebersihan di Kota Malang. Lebiih hebatnya lagi, Kampung 3G juga menarik perhatian Menkominfo dan aktivis lingkungan hidup dari Sumatera Utara.
Ir. H. Bambang Irianto selaku ketua RW 23 akhirnya mampu mengangkat Glintung dari kampung yang tadinya kumuh dengan masalah sosial-ekonominya, menjadi kampung yang asri, nyaman dan tentram. Kini kampung mereka telah memiliki magnet sebagai objek wisata edukatif bagi masyarakat sekitar maupun dari luar Malang. Kunjungan dari berbagai kota untuk ikut belajar mengembangkan budaya Go Green seolah menjadi sebuah rutinitas hampir setiap pekan.
Keberadaan Kampung 3G itu turut mengangkat derajat ekonomi warganya. Sebab, dari bercocok tanam itu mereka bisa terus menyambung hidup. Wilayah ini mampu memproduksi tanaman hidroponik yang kemudian dipasarkan. Harganya pun bervariatif, bahkan ada yang mencapai 2 juta rupiah. Gang-gang kecil itu kini juga menawarkan deretan home stay bagi pengunjung yang ingin bermalam di situ. Untuk besaran tarifnya bermacam-macam, mulai 10 ribu hingga 125 ribu rupiah permalamnya.
Meski telah sukses mengembangkan konsep Go Green, bukan berarti Kampung Glintung sudah memenuhi standar apa yang diinginkan sang Ketua RW dan warganya. Pasalnya, mereka ingin terus melakukan inovasi untuk mengembangkan kampung agar bisa lebih baik lagi ke depannya.