Maret 26, 2023
?>
Udeng kemplengan | Foto yusufnorman.blogspot.co.id

Udeng kemplengan | Foto yusufnorman.blogspot.co.id

Udeng Kemplengan merupakan udengan khas Malang. Udeng ini kini semakin gencar dikenalkan kembali. Utamanya di daerah Karangkates, Malang.

Adapun filosofi dari bentuk udeng Kemplengan ini yaitu gunungan, jeprakan, puteran, dan tali wangsul. Keempat bentuk itu memiliki arti tertentu.

Mulai dari bentuk gunungan. Bentuk yang terletak di bagian belakang udeng ini memiliki arti kekuatan. Kekuatan masyarakat jawa yang diibaratkan seperti gunung. Selain itu, juga diambil dari gunung yang juga menyimbolkan harapan yang tinggi.

Selanjutnya ada jeprakan. Yang dinamakan jeprakan adalah bagian yang terletak di sisi kanan dan kiri bagian depan udeng. Bagian ini memiliki arti keseimbangan hidup manusia. Keseimbangan ini juga bisa diartikan sebagai sebuah keadilan dalam mengambil keputusan.

Jika diperhatikan, terdapat seperti benjolan di bagian depan udeng. Itulah yang disebut dengan puteran. Disebut puteran karena saat memasang udeng kedua ujungnya diputar dan membentuk benjolan. Puteran itu dimaknai sebagai gabungan dari hal yang saling berkebalikan itu memang harus selalu ada dan tidak dapat dipisahkan. Misalnya baik dan buruk, siang dan malam, dst.

Terakhir, ada tali wangsul. Wangsul diambil dari bahasa Jawa yang artinya adalah pulang dalam bahasa Indonesia. Yang dimaksud pulang adalah pulang atau kembali kepada sang Pencipta. Ikatan tersebut juga menyimbolkan hubungan antara Tuhan dengan manusia.

Udeng malangan ini dapat dibentuk dari kain segiempat maupun segitiga. Cara memakainya pun mudah. Jika menggunakan kain segiempat, harus dilipat terlebih dahulu membentuk segitiga. Segitiga memiliki arti ada tiga hubungan yang harus dijaga, yaitu hubungan kepada Tuhan, alam, dan manusia.

Jika sudah, pasang dengan posisi tengah segitiga berada di bagian belakang. Lalu, lipat bagian yang lebar tersebut menjadi sekitar 5 cm secara berlapis. Setelah lapisan dirasa cukup, pasang ke bagian kepala dengan membawa kedua ujung lainnya ke bagian depan.

Setelah itu, saling silangkan kedua bagian ujung depan sehingga membentuk puntiran. Cara menyilangkannya yaitu dengan bagian kanan dibawa ke kiri dan sebaliknya. Sebelum ditarik ke belakang, bawa keatas dan lebarkan bagian sisinya. Sehingga membentuk seperti tepian batas. Lakukan pada kedua ujung kain.

Setelah selesai, bawa ujungnya ke belakang dan ikat. Saat mengikat pun tidak boleh dengan posisi simpul mati. Dengan kata lain simpul mudah dilepas dengan hanya satu tarikan saja.

Dengan adanya udeng Kemplengan yang khas dari Malang ini diharapkan seluruh masyarakat Malang dapat melestarikannya. Salah satu cara melestarikannya yaitu dengan menggunakannya saat ada acara adat tertentu. Bisa juga saat ada tamu atau kegiatan lainnya.

 

sumber : Yusuf Norman

 

?>