Maret 24, 2023
?>
Kelenteng Eng An Kiong

Cawan berornamen naga di Kelenteng Eng An Kiong | Foto merdeka.com

Naga adalah makhluk mitologi yang menyerupai ular panjang bersisik, berkaki empat, bertanduk, dan dapat menghembuskan napas api. Hewan ini merupakan salah satu hewan yang sering ditemui di ornamen-ornamen khas China. Sebab, dalam kebudayaan China, naga dianggap sebagai hewan yang melambangkan kekuatan. Salah satu contohnya yaitu cawan berornamen naga di klenteng Eng An Kiong di Malang.

Cawan berornamen naga yang terdapat dalam klenteng tersebut mudah sekali untuk ditemukan. Hal ini karena cawan tersebut hampir terdapat di depan setiap altar. Cawan tersebut merupakan tempat untuk dupa.

Ada beberapa altar di Klenteng yang berlokasi di Jl. R.E. Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang ini. Sebab klenteng En Ang Kiong merupakan tempat peribadatan tiga agama, maka juga terdapat tempat peribadatan bagi ketiga kepercayaan tersebut.

Diantaranya adalah altar Tri Ratna Budha, altar Tay Siang Lo Kun, dan altar Sing Ho Ya. Ketiga altar tersebut merupakan altar bagi pemeluk agama Tao. Untuk agama Khonghucu, yaitu pada altar Tay Sing Ci Sing Sian Su Khong Hu Cu, altar Kong Tik Cun Ong, altar Jai Sin Ya, dan altar Tae Cong Ong Po Sat. Yang terakhir adalah altar untuk agama Budha. Altar-altar tersebut yakni altar Kwan Si In Pauw Sat, altar Wie Tho Pauw Sat, dan altar aneka Kim Sien.

Selain itu, juga terdapat altar dalam ruang utama dan ruang induk. Sesuai namanya, ruang utama merupakan ruang Tuhan Yang Maha Esa. Ruang induk merupakan ruangan tempat altar dewa bumi berada. Dewa bumi yang dimaksud yaitu Kongco Hok Tik Cing Sien.

Dari simbol naga yang terdapat di dalam cawan maupun klenteng tersebut harapannya adalah klenteng Eng An Kiong memiliki kekuatan, kewibawaan, keperkasaan sesuai dengan makna yang terkandung dalam hewan tersebut.

Makna tersebut juga nampak dari kain bermotif naga berkaki lima yang dulu hanya dikenakan oleh kaisar. Dimana hal tersebut menunjukkan kekuatan atau kekuasaan dari seorang kaisar.

Hal ini sejalan dengan sejarah naga yang menjadi lambang maharaja China. Pada zaman Dinasti Zhou, naga berkuku lima diuntukkan kepada Putera Maharaja, naga berkuku empat untuk golongan bangsawan, dan naga berkuku tiga untuk para menteri. Sedangkan pada zaman Dinasti Qing, naga berkuku lima mewakili Maharaja, untuk naga berkuku tiga dan empat diuntukkan kepada rakyat jelata.

?>