Maret 27, 2023
?>
gending malangan

gending malangan | Foto http://life.viva.co.id

Kesenian Malang tidak hanya terbatas pada tarian, wayang, ludruk, tapi juga pada instrumen musik. Adalah gending Malangan. Gending ini memiliki perbedaan dengan gending yang sudah umum dikenal masyarakat.

Secara umum, masyarakat hanya mengenal gending dari daerah Jawa Tengah. Pembeda gending Malangan dengan Jawa Tengah yaitu pada komposisi dan pola kendangannya. Dimana suara yang dihasilkan dalam gending Malangan akan lebih berat daripada Jawa Tengahan. Hal ini dikarenakan ukuran diameter gamelan Malangan yang lebih besar.

Suara yang lebih berat tersebut menggambarkan karakter Malang yang lugas alias tidak berbelit-belit. Meskipun begitu, sebetulnya peralatan gamelan yang digunakan di kedua tempat tersebut masih sama. Gamelan yang banyak digunakan adalah Slendro-Pelog.

Dulu, gending Malangan digunakan untuk mengiringi pertunjukan tayub, wayang topeng, tari topeng, ludruk, maupun wayang kulit. Gamelan yang digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan tersebut pun berbeda. Disesuaikan dengan alur cerita yang dibawakan.

Pada kesenian tayub, cenderung menggunakan gamelan Slendro-Pelog, untuk wayang topeng menggunakan gamelan Pelog. Pada wayang kulit dominan menggunakan gamelan Pelog tetapi tak jarang juga dipadukan dengan gamelan Slendro. Sedangkan untuk ludruk, menggunakan gamelan Slendro.

Semenjak tahun 1970-an, keberadaannya semakin sulit ditemukan. Apalagi sampai saat ini hanya dapat dijumpai dalam iringan pertunjukan tari dan wayang topeng saja.

Saat ini, sudah ada beberapa perguruan tinggi yang membuka kelas tersendiri untuk gending Malangan ini. Salah satunya yaitu di jurusan Pedalangan dan Karawitan ISI (Institut Seni Indonesia) Solo. Hal ini membuat gending Malangan akan bertahan karena masih ada yang mengkaji isinya.

Selain menjadi bahan kajian para akademisi, pegiat kebudayaan di Malang sendiri juga terus berupaya untuk melestarikannya. Salah satunya yaitu dengan adanya lagu Tribina Cita yang dibuat oleh Sumatri, seniman Malang. Lagu yang diiringi dengan gending Malangan tersebut berisi mengenai tiga cita-cita Malang. Yaitu sebagai tujuan pendidikan, wisata, dan industri.

Namun, lagu tersebut belum banyak diperdengarkan di penjuru Malang. Berbeda dengan gending Jawa Tengah yang hampir selalu diperdengarkan di ruang publik. Sehingga, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kepekaan masyarakat mengenai budaya daerah yang dimiliki.

sumber : tugumalang, terakota, hasil penelitian STKW Surabaya

?>