Maret 24, 2023
?>
Brigjen Abdul Manan, Ahli Strategi Perang dari Pujon (C) WARKOPMBAHLALAR

Brigjen Abdul Manan, Ahli Strategi Perang dari Pujon (C) WARKOPMBAHLALAR

Tentara Nasional Indonesia pernah memiliki seorang ahli strategi di Malang. Pria asal Pujon itu bernama Abdul Manan Wijaya yang terakhir berpangkat Brigadir Jendral (Brigjen).

Pria bernama asli Rumpoko itu lahir di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon pada tahun 1910. Ayahnya adalah seorang mandor jalan. Sejak remaja, Abdul Manan mendalami ilmu keagamaan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Ketika PETA dibentuk, Abdul Manan yang baru saja menyelesaikan pendidikan pesantrennya langsung bergabung dengan kesatuan militer bentukan Jepang tersebut. Ia pun masih rutin berlangganan Suara NU dan Suara Ansor dari Surabaya. Tak heran, meski aktif menjadi tentara, namun sosok sebagai seorang santri masih selalu melekat padanya.

Saat pasukan Belanda melancarkan Agresi Militer I dan II, Abdul Manan yang kala itu berpangkat Mayor, memiliki tugas mengorganisir pasukan Batalyon II. Kebetulan pasukannya berkedudukan di daerah Kawedanan Pujon. Bersama Letnan Soemadi dan Mayor Sunandar, pada saat itu ia dikenal sebagai konseptor serangan-serangan terhadap pasukan Belanda. Di situlah taktik dan strategi perangnya bermain. Tak jarang serangan-serangan tentara Indonesia berbuah kemenangan.

Selain dikenal sebagai ahli strategi perang, Mayor Abdul Manan juga seorang negoisator yang handal. Hal itu sudah dibuktikannya dengan keberhasilan delegasi Batalyon II yang dipimpinnya dalam menghindarkan TNI dari sanksi KTN (Komite Tiga Negara) akibat penyerangan pasukan Belanda di Desa Pandesari.

Dikutip dari laman Warkopmbahlalar.com, setelah menjadi pembicara dalam rapat akbar di Tebuireng pada tahun 1967, dan menyebut “Hamid Roesdi itu Ketua Ansor”, Abdul Manan kemudian di-Mabeskan hingga pensiun. Dirinya pensiun dengan pangkat terakhir sebagai Brigjen. Setelah meninggal dunia, jenazahnya dimakamkan di Desa Sisir, Kecamatan Batu, atas permintaannya sendiri, karena tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Jasa-jasanya semasa perang kemerdekaan selalu dikenang oleh warga Malang Raya pada umumnya, dan khususnya warga Pujon sebagai tanah kelahirannya. Namanya pun akhirnya diabadikan menjadi nama sebuah jalan raya di Kecamatan Pujon, yakni Jalan Abdul Manan, yang membentang di sepanjang daerah Pujon.

?>