
Mengenal Desa Sempol yang Katanya Asal Kuliner Sempol (C) SEMPOL
Warga Malang pasti sudah tak asing lagi dengan nama sempol, kuliner yang sedang hits menggusur kejayaan cilok. Ternyata, di Malang selatan terdapat pula sebuah desa dengan nama yang sama. Katanya, Desa Sempol ini merupakan daerah asal jajanan tersebut.
Sempol adalah kuliner perpaduan antara daging ayam yang digiling halus bersama tepung terigu dan kanji, lalu dikepal mirip mendol, ditusuk menggunakan tusukan dari bambu sepanjang 30 cm dan dicelupkan ke larutan telur sebelum digoreng. Soal asal usulnya, yang terkenal memang kisah yang dibawa Cak Man (yang bisa Anda simak di sini). Namun, dilansir dari sediksi.com, kudapan populer di kalangan anak muda ini berasal dari Desa Sempol di Malang selatan. Tak mengherankan, nama desa yang sama dengan nama kuliner ini membuat banyak orang yang mengamini opini tersebut.
Sempol merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Desa ini berbatasan dengan desa sekaligus Kecamatan Pagak di sebelah utara, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sumbermanjing Kulon. Sementara itu, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumberpetung, Kecamatan kalipare dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumberkerto. Jarak Desa Sempol dengan ibukota Kabupaten Malang, atau Kepanjen cukup jauh, yakni 19 km.
Mayoritas penduduk desa ini bermatapencaharian sebagai petani musimam. Mereka biasa menanam sesuai dengan musim tanamnya. Mulai dari tebu, padi, jagung, kopi, hingga singkong. Ada pula warga yang berwirausaha di bidang apa saja. Sebagian lainnya, terutama wanita, ada yang mengadu nasib ke luar negeri menjadi TKI (Tenaga Kereja Indonesia) atau TKW (Tenaga Kerja Wanita).
Desa Sempol terbagi menjadi beberapa dusun. Di antaranya adalah Sempol Lor, Craba’an, Pasar Sempol, Prapatan, Tetelan, Kebon Klopo, Kali Saman, Sempol Kidul, Banduroto, Sono Indah, Kampung Karang Jambe, Kampung Pitek, Umbulan, dan lain-lain.
Desa ini secara geografis terletak di sebelah selatan Desa Pagak. Berada di daerah pegunungan, tak herang jika terdapat beberapa gunung yang non aktif di sini. Sebut saja Gunung Remuk (di Dusun Sono Indah), Gunung Mbah Gabok (di Pondok Kobong), Gunung Paimo (Sempol Lor), dan lain-lain.
Untuk pariwisata, desa ini terbilang tak memilikinya. Hanya saja, Desa Sempol terkenal sebagai salah satu jalan yang bisa diakses untuk menuju ke tempat wisata Gunung Kendeng (bergandengan).
Mayoritas warganya memeluk agama Islam dengan berbagai aliran, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiah, hingga Aboge. Ada juga penganut agama Nasrani dan Katholik. Terbukti dengan adanya bangunan gereja di wilayah Sempol Kidul atau Banduroto.