Maret 20, 2023
?>
Thiwul dan Gathot Instan Malang Hebohkan Hong Kong (C) BLOGGER

Thiwul dan Gathot Instan Malang Hebohkan Hong Kong (C) BLOGGER

Bagi sebagian warga Malang, thiwul dan gathot merupakan makanan tradisional yang mungkin sudah tak akrab lagi di telinga mereka. Namun, di tangan Yosea Suryo Widodo (36), jajanan pasar itu mendadak menembus pasar internasional hingga ke Hong Kong.

Yosea berusaha untuk melestarikan kuliner tradisional ini dengan cara membuat thiwul dan gathot instan. Meski hanya melanjutkan usaha dari sang ayah yang dibangun mulai tahun 1994, namun Yosea tetap bertekad mampu mengembangkannya.

Dikisahkannya, dulu di Desa Tlogorejo, RT.16/RW.06, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, yang merupakan kampung halamannya, pada tahun 90-an, orang desa sangat menyukai makanan thiwul dan gathot. Bahkan, jajanan pasar itu menjadi makanan sehari-hari warga setempat. Hal itulah yang menginspirasi ayahnya untuk membuat usaha thiwul dan gathot instan.

“Ayah kebetulan punya ladang kebun singkong sendiri di belakang rumah. Jadi waktu itu kalau mau makan, ya tinggal ambil di ladang kalau lagi panen. Olahannya yang dibuat selalu gathot dan thiwul. Jadi makanan sehari-hari. Akhirnya timbullah ide untuk membuat usaha itu,” tutur Yosea, seperti dilansir dari Surya Malang.

Ayahnya cukup sukses menekan biaya produksi thiwul dan gathot instan yang dibuatnya. Pasalnya, ia mendapat singkong dari kebun sendiri. Pengolahannya pun hanya menggunakan tangan dibantu dengan alat sederhana untuk mengeringkan singkong-singkong itu.

Setelah sanggup menghasilkan thiwul dan gathot instan tanpa bahan pengawet ini, sang ayag menawarkan kepada warga desa sekitar. Namun, justru ejekan dari tetangga sekitar yang didapatkannya.

“Kami diejek. Mereka banyak yang bilang, kalau mereka bisa membuat thiwul dan gathot sendiri. Akhirnya, saya yang membawa dan perkenalkan makanan ini ke kota. Sempat tidak percaya diri, tapi saya beranikan menawarkan ke kantor dinas, lalu ke pengendara mobil yang juga kelas menengah ke atas. Alhasil, banyak yang mencari. Bahkan ada yang bilang kalau ini makanan yang selama ini mereka cari-cari,” tandasnya.

Sejak saat itu, produk thiwul dan gathot yang diberi nama Thiwul Heboh dan Gathot Heboh dikenal oleh masyarakat luas. Menariknya, kuliner inovatif ini justru terkenal di kalangan kelas menengah ke atas. Bahkan, omsetnya terus naik setiap bulannya. Hingga 2016 lalu, rata-rata omset yang bisa didapatnya sekitar 50 juta rupiah. Setidaknya, mereka memproduksi 400 bungkus dengan masing-masing bungkus seberat 400 gram setiap harinya.

Pemesan produk thiwul dan gathot instannya ini tak hanya berasal dari Malang, tapi juga dari luar Malang. Bahkan, ada langganan yang memesan langsung dari Hong Kong. Produk Thiwul Heboh dan Gathot Heboh-nya itu memang sudah lama dijual di toko Indo yang ada di Hong Kong. Mitra kerjanya yang berasal dari Hongkong, yakni Mr. Wong kadang sampai datang sendiri ke Kota Malang hanya demi ingin mengetahui produksi usaha makanan yang awalnya disebut tetangganya ‘ndeso’ ini.

“Sempat dibawa ke Hongkong oleh TKI. Sampai sekarang jadi langganan. Setiap bulannya mengirim ke sana. Saat itu, produksi thiwul dan gathot instan cuma dari Malang saja. Dan hanya produksi ini yang bisa dijamin mutu dan kualitasnya. Meskipun tanpa bahan pengawet, bisa tahan selama satu tahun,” pungkas Yosea

?>