
Scene Punk In Love di Gedung FE Universitas Negeri Malang (UM) yang disulap menjadi Gedung Departemen Agama Kota Malang
Salah satu memori kenangan yang dapat dibangkitkan dari suatu tempat yang pernah disinggahi yaitu dari setting lokasi film. Apalagi, telah ditetapkan mengenai adanya hari film nasional yang jatuh pada 30 Maret.
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan yaitu dengan cara menonton film. Beberapa dari anda pasti memiliki film-film favorit meskipun itu bisa dibilang sudah jadul. Meskipun begitu, keinginan untuk memutar lagi cerita atau kenangan yang tertuang dalam sebuah film kadang tak dapat terelakkan.
Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya tentu pernah menjadi bagian dari setting lokasi film-film nasional. Beberapa film yang pernah mengambil setting lokasi di Malang yaitu :
- Punk in Love. Dalam film ini, tidak hanya aspek setting lokasi yang kaitannya dengan Malang. Akan tetapi juga bahasa yang digunakan. Adanya bahasa Jawa khas Malangan ini akan semakin mengingatkan akan suasana Malang yang dominan warganya berkomunikasi dengan bahasa dan logat yang khas. Beberapa setting tempat yang diambil yaitu gedung Fakultas Ekonomi UM, alun-alun Tugu, alun-alun Merdeka, Balaikota Malang, Embong Brantas, pasar Tawangmangu, dan stasiun kota lama.
- 5 Cm. Film besutan sutradara Rizal Mantovani pada tahun 2012 ini mengambil lokasi syuting di Malang, salah satunya di stasiun kota Malang.
9 Summer 10 Autumns | Foto danieldokter.wordpress.com - 9 Summer 10 Autumns. Film yang diangkat dari novel yang berjudul sama ini banyak mengambil setting lokasi di Malang. Dimana tokoh Lokasi-lokasi yang pernah diambil untuk syuting film ini antara lain yaitu pasar Comboran, Stadion Gajayana, Bioskop Kelud, kawasan kidul penjara Lowokwaru di jl. Barito, Pasar Burung, kawasan SMA Negeri 6 Malang, pasar Batu, Jalan Suropati, dll.
- The Conductors. Setting lokasi di Malang yang diambil dari film ini yaitu kehidupan seorang Yuli Soemphil yang merupakan seorang konduktor para supporter Arema untuk bernyanyi dan menari saat ada pertandingan. Selain Yuli Soemphil, film ini juga mengangkat kisah konduktor lain seperti Addie M. S. dan A. G. Sudibyo. Yang mana ketiga konduktor tersebut tampil beserta massa yang mereka pimpin. Yuli Soemphil dengan suporter Arema, Addie M. S. dengan Simphoni Twilite Orchestra, dan A. G. Sudibyo dengan paduan suara Paragita Universitas Indonesia.
- Tendangan dari Langit. Film yang dirilis tahun 2011 ini ada yang mengambil lokasi stadion Gajayana dan Balaikota Malang. Secara garis besar, film garapan Hanung Bramantyo ini berkisah mengenai perjuangan seorang anak yang penuh liku untuk dapat membela kesebelasan Persema Malang.
Itulah beberapa film yang mungkin bisa membangkitkan memori anda tentang Malang. Atau mungkin anda sudah bersiap untuk mengunjungi lokasi-lokasi tersebut dalam waktu dekat.