
Sebuah Pos Plisi di kampung Tjelaket pada tahun 1930 (C) tropenmuseum
Sejak Malang statusnya menjadi Kotapraja pada 1 April 1914, Pemkot terus melakukan upaya pengembangan kota. Pembangunan tak hanya terfokus pada fasilitas dan pemukiman bagi orang-orang Eropa saja, karena Pemkot pun memperhatikan masyarakat kampung. Hal tersebut tertuang dalam rencana pengembangan Kota Malang tahap IV (Bouwplan IV) setelah tahun 1920-an.
Bouwplan IV ini dikhususkan untuk membangun perumahan kelas menengah ke bawah. Rencananya, perluasan tersebut dilakukan antara Sungai Brantas dan jalan utama ke Surabaya. Daerah itu awalnya hanya sebuah kampung kecil yang terletak di antara daerah Kampung Tjelaket dan Lowokwaroe. Daerah ini disiapkan untuk perkampungan yang diatur dan ditata lebih rapi. Tak kurang dari 41.401 meter persegi lahan disiapkan untuk proyek tersebut.
Sejatinya, tahap selanjutnya, perluasan daerah ini rencana pembangunannya dibuat jalur dengan pemandangan sungai yang indah ke jurusan barat laut, sepanjang Sungai Brantas. Pemkot Malang sebenarnya menyiapkan rencana pengembangan pemukiman di kota ini untuk membagi menurut jalur dan sektor di dalam rencana pemukiman. Harapannya, hal itu dapat mencegah sentuhan langsung antar golongan penduduk yang bisa mengganggu ketentraman masing-masing pihak. Namun, antara golongan-golongan yang dilokasliasi dalam permukiman terpisah itu diharapkan masih ada interaksi aktif.
Untuk tujuan tersebut, Pemkot mengusahakan agar wilayah pemukiman bagi mereka yang berpenghasilan rendah seperti pada perluasan Bouwplan IV ini, dibuat seluas mungkin. Tujuannya tak lain agar masing-masing golongan dapat mengembangkan diri secara sosial menjadi kesatuan yang utuh, dengan pusat sendiri-sendiri. Sebagai salah satu upaya kongkrit adalah membuatkan fasilitas umum sendiri di bagian dalam dari lingkungan ini, seperti kompleks kuburan Samaan seluas 6,2 hektar, sekolah dan lapangan olahraga sendiri.
Hanya sayangnya bahwa rencana pengembangan wilayah pemukiman bagi golongan berpenghasilan rendah tersebut hanya terwujud sebagian. Dalam kenyataannya, perluasan ini terbilang kurang sukses jika dibandingkan dengan Bouwplan sebelumnya.