
Arena Pacuan Kuda sebagai salah satu dari hasil Bouwplan VII
Progres Bouwplan V yang menyasar wilayah barat Kota Malang sebenarnya sudah cukup membuat puas Pemerintah Kota Malang. Namun, evaluasi menyebutkan, mereka perlu menambah perluasan ke arah barat, sehingga dibuatlah rencana pengembangan Kota Malang tahap VII (Bouwplan VII).
Dari awal, rencana pengembangan kota ke barat memang sebagai solusi menghapus ketakutan akan berkembangnya Kota Malang ke arah utara-selatan. Bouwplan V yang bertumpu pada pembangunan poros Jalan Semeru ke Jalan Besar Idjen (ditambah dengan Jalan Kawi sebagai penghubung), awalnya dinilai berhasil. Dari hasil pengembangan kota tersebut, berdirilah banyak rumah mewah sekelas vila di daerah sebelah barat pusat kota dengan dua menara kembar di perempatan Rajabaly sebagai gerbangnya.
Bouwplan VII ini memang merupakan proyek lanjutan dari Bouwplan V beberapa tahun sebelumnya. Lahan yang disiapkan tak kurang dari 252.948 meter persegi. Tak hanya daerah perumahan elit yang dibangun Pemkot Malang kala itu di daerah ini, melainkan didirikan pula sebuah arena pacuan kuda. Arena olahraga ini diperuntukkan bagi orang-orang Eropa yang punya hobi berkuda.
Arena pacuan kuda kuno itu terdapat di bagian barat kota, tepatnya berada di dekat Jalan Besar Idjen yang banyak terdapat rumah bagi orang-orang kalangan menengah ke atas di zaman Kolonial Belanda. Area ini dibangun pada tahun 1938, sebagai salah satu bagian dari Bouwplan VII. Posisi pintu depan arena ini ada di depan Simpang Balapan. Kini, bangunan pintu gerbang itu berubah menjadi Politeknik Kesehatan Malang dan arena pacuan kuda itu sudah tak ada lagi.
Perumahan yang dibangun di daerah Bouwplan VII ini semuanya berjenis vila, dan perumahan dengan kaveling ukuran besar, sama dengan daerah Bouwplan V di kawasan Jalan besar Idjen. Seperti halnya Bouwplan V, hasil pengembangan wilayah ke arah barat ini pun disediakan untuk para warga Eropa yang jumlahnya semakin meningkat di Malang.