
Patung Bima berdiri tegak menjaga Monumen Adipura Malang (C) WINPHOTOBLOG
Pemerintah Kota Malang menghadirkan sosok Bima yang merupakan tokoh pewayangan dalam kisah Mahabarata di taman yang terletak di persimpagan Jalan Semeru dan Jalan Arjuno. Patung Bima itu seolah dibangun untuk menjaga Monumen Adipura yang berada di taman tersebut sejak tahun 2016 lalu.
Fisik patung Bima itu memang tak terlalu besar. Ukurannya hanya sedikit lebih tinggi dan lebih gemuk dari tubuh orang dewasa. Tubuhnya berwarna cokelat. Dari raut wajahnya, patung ini digambarkan bermuka ksatria yang tangguh dan garang. Meski ukurannya tak terlalu besar seperti patung di taman pada umumnya, bobot Patung Bima ini cukup fantastis, yakni mencapai lebih dari satu ton. Maklum saja karena patung itu memang terbuat dari campuran besi dan metal bekas yang dikumpulkan dari pasar barang bekas Comboran.
“Filosofinya, kami ingin memperkanalkan tokoh pahlawan lokal. Sekarang sedang musim lagi tokoh pahlawan luar negeri, ada Superman, ada Batman. Apalagi sekarang ada filmnya. Jadi kehadiran patung itu, supaya anak muda di Kota Malang tidak lupa cerita pewayangan dan sejarah,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, seperti dilansir oleh Surya Malang.
Patung Bima ini berpose memperagakan sebuah adegan bertarung dengan seekor ular naga berwarna hijau bernama Nemburnawa. Adegan tersebut mempresentasikan sebuah perkelahian antara Bima dan naga yang terjadi dalam kisah sesungguhnya. Satu tangan Bima erat memegang tubuh si naga, sedangkan satu tangan lagi mengepal di udara siap meninju.
Dalam cerita pewayangan Mahabarata, adegan yang digambarkan patung ini berlangsung sebelum Bima bertemu dengan dewanya, yakni Dewa Rucia. Di akhir adegan, pertarungan ini dimenangkan Bima dengan tersobeknya perut naga atas serangan sang super hero.
Erik menjelaskan, adegan itu memang sengaja diambil untuk menunjukkan sikap keperkasaan tokoh Bima. Dalam beberapa tahun terakhir, tren tokoh pahlawan memang sedang mengarah pada tokoh yang gagah dan kuat. Maka, dipilihlah Bima sebagai sosok representatif itu.
“Selain itu, Bima juga konsisten dan jujur. Banyak contoh-contoh keteladanannya. Maka dari itu, tokoh tersebut kami angkat,” imbuhnya.
Peletakan Patung Bima di sebelah utara Monumen Adipura juga bukannya tanpa alasan. Menurut Erik, keberadaannya secara simbolis menjadi harapan Pemkot Malang agar Bima mampu menjaga eksistensi Adipura di Kota Malang. Secara tidak langsung, ini sebagai harapan warga Kota Malang agar Adipura dari tahun ke tahun ‘mampir’ di kota mereka.
Patung Bima ini rencananya bukanlah satu-satunya patung sosok pewayangan yang ada di Kota Malang. Pihak DKP Kota Malang siap menghadirkan patung-patung lain dengan konsep sejenis. Mulai dari tokoh Gatotkaca, Antasena, hingga Antaraja sedang mereka rencanakan konsepnya.