Maret 23, 2023
?>
Situs Ngawonggo yang ditemukan oleh pemuda setempat adalah situs istimewa

Situs Ngawonggo yang ditemukan oleh pemuda setempat adalah situs istimewa

Situs Ngawonggo yang baru saja ditemukan ternyata adalah situs yang sangat istimewa keberadaanya. Kenapa dikatakan demikian?

Situs yang ditemukan di Dusun Nanasan, Ngawonggo, Tajinan ternyata adalah situs penting yang memiliki nilai istimewa. Arkeolog asal Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono menjelaskan perihal tersebut.

Ngawonggo disebut sebagai sebuah desa kuno yang eksistensinya tertulis di Prasasti Wurandungan yang dikeluarkan pada Rabu Wage 7 November 944 Masehi atau di masa Raja Mpu Sindok di Kerajaan Medang. Di Prasasti tersebut, Desa Ngawonggo disebut dengan Kaswangga. Sebuah Desa yang menjadi sarana Kadewaguruan di masa silam.

Pada prasasti itu disebut lima kayangan yang menjadi kadewaguruan, lima itu posisinya menyebar. Jika di posisi paling barat ada di Desa Ngabab berdasarkan prasasti Selabradja, maka di sisi timur ada Kaswangga.

“Satu kahyangan ada di Desa Ngabab dengan nama Awaban, sedang satunya ada di Kaswangga yang kemungkinan ada di sini,” tegasnya.

Tiga kahyangan lain bernama kahyangan Pangawan berlokasi di utara Malang yang berada di sekitar Kecamatan Pakis-Jabung. Kemudian Kahyangan Kagotran di bagian tengah Malang dan kahyangan Panghulun di Malang bagian selatan.

Dwi Cahyono menjelaskan jika situs di Ngawonggo tersebut sangat istimewa karena merupakan satu-satunya situs di Jawa Timur yang posisinya berada di tebing sungai. Sungai erat kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat kuno. Tidak heran kemudian jika di sekitar Desa tersebut banyak sekali perkakas kuno yang ditemukan seperti bata-bata kuno, guci, lumpang batu dan fragmen-fragmen terakota.

Ketuan usianya itu ditopang oleh letak geografisnya, yang berada di jalur purba, yang menghubungkan antara daerah Tumpang dan Turyyan (Turen), sehingga Kaswangga menjadi desa yang cukup strategis dan maju pada jamannya.

Relief unik di situs Ngawonggo.
Relief unik di situs Ngawonggo.

Sungai juga menjadi tempat pensucian diri. Dwi memperkirakan jika ada tiga blok kolam pemandian yang saling berhubungan satu sama lain yang masing-masing memiliki pancuran.

“Di sini banyak sekali ditemukan jejak pemukiman kuno dan sisanya masih ada sekarang,” ujarnya.

Di Malang, banyak sekali ditemukan patirtaan yang menjadi tempat mensucikan diri. Namun yang ada di Ngawonggo ini terbilang istimewa karena dibuat dengan mengikuti alur tebing sehingga bentuknya mengikuti kontur tebing Sungai Manten.

“Memang masih membutuhkan penelitian yang lebih mendalam untuk melihat sejauh mana patirtaan tersebut, karena detailnya memang sangat menarik dan unik, karena saya pikir ini adalah petirtaan suci karena banyak sekali simbol yang menunjukkan kesakralan,” tegas Dwi.

Ke depan, hasil dari peneltian Dwi Cahyono akan segera dilaporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan selanjutnya akan diserahkan langsung kepada Pemerintah Kabupaten Malang bagaimana baiknya.

?>