
Prasasti Muncang, salah satu bukti bahwa Suku Tengger berasal dari Malang (C) KEKUNAAN
Suku Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo diklaim berasal dari Malang. Setidaknya ada tiga prasasti koleksi Museum Mpu Purwa Malang yang menceritakannya.
Kisah Suku Tengger ini diyakini sudah ada sejak era pemerintahan Kerajaan Majapahit. Hal itu dibuktikan oleh Prasasti Muncang yang dikeluarkan pada era Mpu Sindok, tepatnya pada tahun 944 Masehi. Prasasti berupa batu berbentuk segilima ini ditemukan di Dukuh Blandit, Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Prasasti yang memiliki panjang 102 cm, lebar 22 cm, dan tinggi 142,5 cm tersebut menceritakan keberadaan masyarakat Tengger.
Prasasti Muncang menceritakan tentang adanya penetapan sebidang tanah di selatan pasar Desa Muncang sebagai tanah perdikan. Maksudnya, hasil bumi tanah tersebut digunakan untuk membangun Prasada Kabhaktyan Siddhayoga alias bangunan suci sebagai tempat peribadatan harian bagi Bhathara Sang Hyang Swayambhwa yang bersemayam di Desa Walandit yang sekarang lebih dikenal dengan nama Dukuh Blandit. Desa tersebut berada di Desa Wonorejo, Singosari, Kabupaten Malang yang posisinya persis di lereng barat Gunung Bromo.
Sejatinya, kisah masyarakat Suku Tengger tidak hanya dapat ditemukan dalam Prasasti Muncang, tanpa bantuan dua prasasti lainnya. Selain Prasasti Muncang, ada pula Prasasti Lingga Sutan (tahun 929 Masehi) yang berisi tentang penetapan Desa Lingga Sutan sebagai wilayah Rakriyan Hujung dan memerintahkan mempersembahkan hasil pertanian di sana kepada Bhathara I- Walandit yang pemujaannya dilakukan setahun sekali.
Mulai terlihat ada kesamaan antara kedua prasasti pertama, yaitu mengenai daerah Walandit atau I-Walandit yang sama-sama disebutkan dalam kedua prasasti. Jika dua prasasti tersebut belum juga menggambarkan bahwa asal usul Suku Tengger memang berasal dari Malang, maka Anda perlu memperlajari Prasasti Pananjakan yang ditemukan pada 1880 di daerah Penanjakan, Kabupaten Pasuruan. Prasasti berangka tahun 1405 itu menyebutkan larangan untuk menarik pajak pada bulan titi loman atau akhir bulan Asada di Walandit.
Dari lokasi penemuan prasasti ini, para arkeolog menyimpulkan dan meyakini bahwa asal usul masyarakat Suku Tengger memang berasal dari lereng barat-selatan Gunung Bromo sekarang. Kini, wilayah tersebut merupakan wilayah Kabupaten Malang.
Prasasti-prasasti tersebut masih tersimpan dengan baik di Museum Mpu Purwa yang juga menyimpan berbagai prasasti dan arca. Anda bisa melihat berbagai koleksi unik dan langka lainnya yang ada di museum yang ada di Jalan Soekarno-Hatta No. 210, Perum Griyashanta, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ini secara gratis. Museum tersebut buka setiap hari Senin-Sabtu, mulai pukul 8.00-16.00 WIB.