
Malang Street Percussion dibagi menjadi dua kategori, kereta dan non-kereta. Bagi peserta yang masuk kategori non-kereta, mereka harus unjuk kebolehan di atas panggung. (Foto: Facebook/Sulton Blue Ngalam)
Semalam (19/5), event tahunan sambut Bulan Ramadan yakni Malang Street Percussion berlangsung cukup meriah. Warga dari berbagai wilayah di Malang dan sekitarnya nampak antusias menonton lomba perkusi atau patrol tersebut.
Malang Street Percussion digelar pukul 19.00 WIB. Lomba yang diadakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) ini diikuti oleh sejumlah peserta yang terbagi menjadi dua kategori, kereta dan non kereta.
Peserta yang dikelompokkan dalam kategori kereta berlomba-lomba untuk menghias kereta mereka semenarik mungkin. Karena menggunakan kereta sebagai medianya, peserta dari kategori ini menunjukkan kebolehannya di sepanjang Jalan Simpang Balapan menuju Jalan Pahlawan Trip, Kota Malang. Beberapa peserta yang termasuk dalam kategori ini antara lain Barong Merah, Kencono Wungu, King Joas, dan Putra Segara.
Sementara itu, bagi peserta yang memilih kategori non-kereta sudah disediakan panggung oleh panitia. Beberapa kelompok peserta yang mengikuti lomba perkusi kategori ini antara lain Satrio Ababil, Genk Gong, Putra Anom, Satgas Arjosari, dan New Camp.
Lomba berlangsung meriah, setiap peserta menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan perkusi yang telah diaransemen. Penonton yang hadir pun dibuat takjub. Memang benar, event ini mampu menyedot perhatian warga Malang Raya karena hanya diadakan setahun sekali.
Tidak hanya itu, pengunjung yang hadir juga mendapati banyaknya pedagang. Mulai dari pedagang mainan anak-anak, makanan seperti gorengan, hingga souvenir dari kayu yang sederhana. Acara ini rupanya juga memberikan rezeki bagi kalangan pedagang keliling.
Namun amat disayangkan, dibalik kemeriahan Malang Street Percussion tadi malam, masih ada ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Ada yang membuang sampah bekas makanan atau rokok di jalan. Ada pula yang melakukan aksi kejahatan seperti mencopet di tengah keramaian.
“Acaranya ramai sekali, tapi sayangnya masih ada yang buang sampah sembarangan. Semoga pada event selanjutnya, pengunjung bisa lebih tertib,” ungkap Fiah, salah seorang pengunjung yang berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Brawijaya tersebut.