Maret 29, 2023
?>
Takmir Masjid Jami' Malang layangkan surat permakluman untuk Pengurus GPIB Immanuel (C) SINGGAHKEMASJID

Takmir Masjid Jami' Malang layangkan surat permakluman untuk Pengurus GPIB Immanuel (C) SINGGAHKEMASJID

Dengan datangnya surat dari Takmir Masjid Jami' Malang itu, Majelis Jamaat GPIB Immanuel mengaku berencana akan mengundurkan jadwal kebaktian gereja.

Takmir Masjid Jami’ Kota Malang menyampaikan sepucuk surat kepada Majelis Jemaat Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel, Selasa (13/6/2017). Surat tersebut berisi permohonan maklum untuk solat Ied atau Idul Fitri yang bakal jatuh pada Minggu (25/6) mendatang.

Lokasi dua tempat ibadah umat Islam dan Protestan tersebut memang berdampingan di Jalan Merdeka Barat, atau tepat di sebelah barat Alun-alun Kota Malang. Melalui surat yang ditandatangani Ketua Takmir Masjid Jami’ KH Zainuddin A Muchit dan Sekretaris KH Moch Effendi itu, pihak masjid memberitahukan bahwa solat Ied nantinya akan memanfaatkan sepanjang Jalan Merdeka Barat. Mereka telah memperkirakan masjid tidak dapat menampung seluruh jamaah, mengingat setiap tahunnya, solat tersebut diikuti banyak umat Islam yang berbondong-bondong datang. Kondisi ini menyebabkan tertutupnya akses Jalan Merdeka Barat dan sekitarnya untuk sementara waktu. Hal tersebut dipastikan bakal menutup pula akses masuk menuju GPIB Immanuel yang lokasinya satu jalan dengan Masjid Jami’.

Hal tersebut di atas berpotensi menjadi masalah lantaran di hari yang sama di pagi hari adalah waktunya umat Kristiani untuk beribadah kebaktian di gereja setiap pekan. Jika melihat jadwal normal, jemaat GPIB Immanuel biasa memulai kebaktian pukul 08.00 WIB. Masalahnya, solat Ied di Masjid Jami’ dimulai pukul 06.00 WIB. Meski sejatinya solat Ied sudah berakhir sebelum pukul 08.00, namun takmir memperkirakan butuh waktu yang tak sebentar untuk membereskan tempat berlangsungnya solat di halaman GPIB.

“Saya sudah buat surat dan tadi (kemarin) sudah kami berikan mengenai tanggal 25 pas hari Minggu kita solat Ied. Kita memberitahukan akan pakai sepanjang Jalan Merdeka Barat dna sekitarnya serta Alun-alun untuk solat. Dengan pemberitahuan ini kami mohon permakluman jam sembilan kita sudah selesai semua,” ujar Effendi.

Ketua Majelis Jamaat GPIB Immanuel Pendeta Richard Agung Sutjahjono membenarkan adanya surat dari takmir Masjid Jami’. Richard pun memaklumi, karena kegiatan dua tempat ibadah yang waktunya saling bersamaan ini bukan yang pertama terjadi. Menurutnya, langkah takmir masjid sudah tepat, karena memang dibutuhkan komunikasi yang baik antara pengurus kedua tempat ibadah. Menurutnya, dibutuhkan pula kebesaran hati pengurus kedua tempat ibadah ini untuk saling menjaga toleransi.

Kegiatan yang mendatangkan massa umat dalam jumlah besar tentu akan menjadi prioritas untuk didahulukan. Pengurus GPIB Immanuel pun pernah berkirim surat ke takmir masjid apabila punya gawe dengan skala besar dan mendatangkan banyak jemaat yang berpotensi mengganggu ketenangan umat Muslim. Hal ini sekaligus menjadi cerminan kerukunan umat beragama di Kota Malang selama berabad-abad. Meski kedua bangunan tempat ibadah ini berdiri berdampingan, tidak pernah ada konflik antara kedua umat.

“Kalau kegiatan waktunya sama sering, harus ada yang mengalah. Dari dulu tidak ada masalah antara kami dengan gereja, rukun-rukun saja,” ujar Richard.

Dengan datangnya surat itu, Majelis Jamaat GPIB Immanuel mengaku berencana akan mengundurkan jadwal kebaktian gereja yang biasanya dimulai pukul 08.00 menjadi pukul 08.30 WIB. Setelah dibicarakan dengan pengurus lain dan para jemaat terkait perubahan jadwal tersebut, pengurus gereja akan mengirim surat balasan kepada takmir masjid.

“Dengan pemberitahuan ini kami akan menunda ibadah kami, estimasinya mereka solat Ied pukul 06.00 selesai pukul 07.00 tapi membersihkan koran, tenda, parkir juga butuh waktu, 08.30 bisa selesai semua dan kita sama-sama bisa menjalankan ibadah,” imbuhnya.

Senada, Ketua II Majelis Jamaat GPIB Immanuel Wido Pradipto menyebutkan, toleransi antara kedua tempat ibadah ini sudah terjalin dengan baik sejak berabad-abad lamanya. Dicontohkannya, tahun lalu ketika Natal bertepatan dengan Maulid Nabi, pengurus GPIB juga berkirim surat permakluman demi kelancaran masing-masing ibadah.

“Tahun lalu kita juga kirim surat ke masjid, kita juga diundang datang waktu ada haul, kalau ada kegiatan ibadah mendatangkan umat banyak, biasanya antara kita dengan masjid saling mengundang kalu tidak berkirim surat,” ungkapnya.

?>