
Fibriani Ratna Marita, ratu renang asal Malang yang muda, beda dan berbahaya (C) HALOMALANG
Kota Malang punya seorang perenang muda handal bernama Fibriani Ratna Marita. Tak hanya muda, wanita 23 tahun itu bisa dibilang beda dan ‘berbahaya’. Disebut demikian, karena sejak usia dini, ia sudah bergelimang prestasi di dunia renang.
Gadis kelahiran Malang, 24 Februari 1994 itu pertama kali meraih prestasi di dunia renang saat meraih medali emas dalam Kejurnas Renang 2005 untuk nomor 200 meter gaya ganti perseorangan putri. Nomor tersebut yang akhirnya menjadi spesialisasinya hingga kini.
Setahun kemudian, Fibri, begitu ia akrab dipanggil, berhasil merebut medali emas dalam Kejuaraan Renang Antar-Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI), dua tahun berturut-turut, yakni pada tahun 2006 dan 2007. Kemudian, di tahun yang sama tersebut Fibri sukses membawa pulang medali emas di ajang POPNAS Kaltim 2007.
Prestasi nasional tersebut menjadi pintu gerbang baginya untuk go internasional. Beruntung, di usianya yang masih 14 tahun kala itu, Fibriani Ratna Marita terpilih mewakili kontingen Indonesia di ajang 2008 Summer Olympics. Fibri turun di nomor 200 meter gaya ganti perorangan spesialisasinya. Keikutsertaannya dalam ajang internasional tersebut sudah dinilai sebagai suatu prestasi yang luar biasa dan membanggakan, meskipun ya akhirnya Fibri cuma menempati peringkat ke-38.
Prestasi lebih membanggakan untuk Tanah Air dibuat Fibri dalam Kejuaraan Renang Kelompok Umur Se-Asia Tenggara ke-31 di Singapura. Meski turun di nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri yang sebenarnya bukan spesialisasinya, Fibriani mampu merebut medali emas. Tak hanya itu, saat usianya menginjak 16 tahun, Fibriani didapuk ikut kualifikasi Youth Olympic Games di Singapura Maret 2010. Yang membanggakan, ia menjadi perenang pertama Indonesia yang lolos kualifikasi di ajang tersebut di nomor spesialisnya 200 meter gaya ganti perorangan putri. Fibriani juga meraih tujuh medali emas dan satu medali perak dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008. Selain itu, Fibriani sudah tiga kali mengikuti ajang SEA GAMES, yakni pada tahun 2007, 2009 dan 2011.
Sejak tahun 2012, Fibriani terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya. Namun demikian, mengejar prestasi akademik tak membuat prestasinya di dunia renang lantas seret. Bahkan, keputusannya itu membuka peluangnya berprestasi di ajang internasional mewakili kampusnya. Medali perak diamankannya pada cabang renang dalam ASEAN University Games (Pekan Olahraga Mahasiswa Tingkat ASEAN) XVI.
Selain itu, empat medali perunggu dalam ajang PON XVIII di Riau dibawa pulang Fibriani dari empat kelas yang berbeda, yakni nomor 200 meter dan 400 meter gaya ganti, serta 100 meter dan 200 meter gaya punggung. Di tahun yang sama, prestasi kembali direngkuhnya saat mengikuti ajang POM ASEAN di Laos 2012 dan Kejuaraan Renang Antar-Perkumpulan Se-Indonesia (KRAPSI) XXXIV 2012, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang menghasilkan medali emas dalam kategori 100 meter gaya dada putri, medali perak 50 meter gaya dada putri, dan medali perunggu 50 meter gaya bebas putri.