Maret 26, 2023
?>
Poster Festival Malang Tempo Doeloe yang akan digelar lagi

Poster Festival Malang Tempo Doeloe yang akan digelar lagi

Kabar gembira bagi warga Malang Raya yang sudah kangen dengan Festival Malang Tempo Doeloe (MTD) yang pertama digelar pada tahun 2006 silam di Jalan Ijen Kota Malang. Festival yang menghadirkan nuansa Malang di era kolonial dengan menyajikan pakaian tradisonal, kuliner lawas, dan permainan jaman dahulu itu akan hadir pada Minggu (12/11/2017).

Kabar gembira bagi warga Malang Raya yang sudah kangen dengan Festival Malang Tempo Doeloe (MTD) yang pertama digelar pada tahun 2006 silam di Jalan Ijen Kota Malang. Festival yang menghadirkan nuansa Malang di era kolonial dengan menyajikan pakaian tradisonal, kuliner lawas, dan permainan jaman dahulu itu akan hadir pada Minggu (12/11/2017).

Kali ini, Festival MTD tidak akan digelar di Jalan Ijen, melainkan di Jalan Simpang Balapan. Kawasan tersebut hingga area Gereja Ijen bakal ditutup total. Festival yang digelar oleh Yayasan Inggil bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ini rencananya akan diadakan mulai pukul 07.00 hingga 23.00 WIB.

Rencananya, Festival Malang Tempo Doeloe 2017 ini akan mengusung konsep edukasi satu materi, dengan tajuk ‘Kelapa Jadi Apa’. Intinya, akan ada pembelajaran bagaimana cara mengolah kelapa menjadi berbagai varian, mulai marut hingga penyajiannya. Rangkaian kegiatannya sendiri akan diisi oleh kegiatan marut kelapa, 150 stand yang terdiri dari stand kuliner, barang antik dan jajanan tempo dulu, panggung pertunjukan, parade tari tradisional, permainan anak tradisional, dan zona Malang bumi hangus.

Festival MTD terakhir digelar pada tahun 2012 lalu, dan sempat vakum selama lima tahun terakhir. Tentu kehadirannya kembali di tahun 2017 bakal mengobati kerinduan warga Malang Raya yang tiap tahun hadir di event yang sejatinya digelar tiap tahun untuk memperingati hari lahir Kota Malang tersebut.

Selama vakumnya Festival MTD, festival-festival serupa sempat diadakan oleh pihak lain. Pada tahun 2015 sempat digelar di kawasan Kayutangan hingga Alun-alun Merdeka, yang menyebabkan kemacetan luar biasa, karena merupakan akses poros jalan utama. Setahun kemudian, sebuah EO sempat menggelar acara dengan tema serupa di kawasan Simpang Bakorwil.

“Gelaran kali ini adalah ‘test case’. Kita lihat, kalau pemerintah serius, bisa steril dari PKL, tahun depan akan kita gelar lagi,” ujar Dwi Cahyono, pemilik Yayasan Inggil sekaligus pemilik hak cipta Festival Malang Tempo Doeloe.

Yang terpenting, menurutnya semua pengunjung harus memakai pakaian tempo dulu, seperti Festival Malang Tempo Doeloe di tahun pertama. Kewajiban mengenakan pakaian tempo dulu ini menurut Dwi adalah sebuah penghargaan terhadap pakaian tradisinya sendiri agar tidak cuma dipakai ketika Hari Kartini saja.

“Saya tahu festival ini sangat ditunggu-tunggu oleh warga Malang, tapi kami mengharap komitmen pemerintah juga. Tugasnya Satpol PP untuk menjaga agar tidak ada PKL. Jangan seperti pasar Tugu. Kalau nanti semerawut ya saya tidak mau lagi,” tegasnya.

?>