
Penampakan kaos Komunitas Peduli Malang (ASLI Malang) (C) YOENI ACHYAR
Keberadaan Komunitas Peduli Malang atau yang biasa disingkat ASLI Malang memang sudah tidak asing bagi warga Malang Raya. Sesuai dengan namanya, komunitas ini didirikan dengan tujuan utama untuk mengajak anggotanya peduli pada kondisi Malang Raya.
ASLI Malang resmi didirikan pada 15 Juni 2014. Berawal dari kumpulan beberapa member dari grup di jejaring sosial Facebook “Diskusi Walikota Malang” yang mengadakan pertemuan di rumah Laily Yunarwati pada 18 Mei 2014, pertemuan tersebut diusulkan oleh Syafirullah El Muharram.
Pada pertemuan perdana tersebut disepakati Kaukus Malang sebagai nama perkumpulan, kemudian dilanjutkan pada 1 Juni 2014 Kaukus Malang mengadakan kegiatan penghijauan di daerah Kesatrian Dalam.
Pertemuan berikutnya pada 7 Juni 2014 bertempat di Sekolah TK Permata Jingga Sawojajar 2. Saat itulah disepakati bahwa akan didirikan komunitas yang diberi nama Komunitas Peduli Malang (ASLI Malang).
Peresmian Komunitas Peduli Malang diselenggarakan pada 15 Juni 2014 bertempat di Cafe House of Juminten, Jalan Kahuripan No. 18, Kota Malang. Pada peresmian tersebut dikenalkan pula logo, visi, dan misi komunitas. Syafirullah El Muharram ditunjuk menjadi koordinator Komunitas Peduli Malang dan mengamanahkan agar segera menyusun kepengurusan sementara, sebelum nantinya akan dilaksanakan Musyawarah Anggota Komunitas Peduli Malang.
Selanjutnya, pada 22 Juni 2014 bertempat di Sekretariat (sementara) ASLI Malang di Jalan Raden Tumenggung Soeryo (Jalan Bengawan Solo) No. 80 Malang, terbentuklah susunan kepengurusan Komunitas Asli Malang secara lengkap dengan Koordinator Umum Syafirullah El Muharram dan wakil koordinator Haris Onino Wibisono serta tiga bidang (sosial, lingkungan dan hukum) serta divisi Humas.
Pada 16 November 2014 dilaksanakan Musyawarah Anggota I Komunitas Peduli Malang, dengan hasil musyawarah antara lain menyepakati tentang AD ART Komunitas Peduli Malang serta pemilihan dan penetapan kepengurusan Asli Malang periode 2014-2017.
Komunitas ini baru berjalan tiga tahun, namun perkembangannya cukup pesat. Warga Malang Raya atau yang merantau di luar Malang dapat menyalurkan aspirasi mereka melalui grup Facebook yang kini telah mencapai 350.000 lebih member.
Tertuang dalam informasi grup tersebut, ada tiga fokus topik yang diangkat di komunitas ini yaitu sosial-masyarakat dan lingkungan, ekonomi, serta hukum. Selain itu, setiap member yang menjadi anggota grup ini, harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh admin grup.
Dilarang mengunggah postingan yang mengandung unsur SARA, sarkasme, pelecehan, fasis, pornografi, etnosentris, kepentingan politik, menjunjung tinggi budaya asing, serta membagikan nomer rekening untuk tujuan donasi di luar koordinasi dengan pengurus ASLI Malang. Selain itu, dilarang mengunggah berita yang hanya berupa hyperlink dan berkomentar negatif sehingga memicu munculnya konflik.
Adapun beberapa program di grup sebagai berikut.
1. Rasap Sabtuan/Pasar Sabtuan. Program yang ditujukan untuk member mempromosikan barang atau pun jasa khusus pada hari Sabtu saja. Tidak diperkenankan melakukan promosi di luar hari Sabtu kecuali produk ASLI Malang yang telah disepakati pengurus.
2. Minggu Begejekan adalah program di mana member dapat mengunggah konten hiburan khusus hari Minggu.
Apabila melanggar peraturan, admin akan memberikan sanksi dengan mematikan fungsi komentar dan/atau menghapus thread tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Jika member yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran, maka bisa dikeluarkan dari grup atau pemblokiran keanggotaan. Peraturan tersebut dibuat untuk menjaga kondusifitas dan tujuan utama grup, yaitu berdiskusi dan berbagi informasi seputar Malang Raya.
Komunitas ini juga memiliki program mobil ambulans gratis bernama Wiuwiu yang diluncurkan sejak 15 Januari 2017 di Coban Kethak, Desa Kasembon, Kabupaten Malang. Mobil ambulans jenis pengevakuasi ini siap melayani siapa pun warga Malang Raya yang tidak mampu dan membutuhkan angkutan ambulans tanpa dipungut biaya sepeserpun. Pengadaan ambulans berwarna kuning ini atas inisiatif pengurus ASLI Malang, sedangkan sumber dananya berasal dari donasi para member grup. Memang pihak koordinator sempat menyodorkan proposal program ini kepada Menteri Sosial, tetapi ditolak.
Selain itu, mereka juga sering mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan. Mulai dari santunan kepada kaun duafa, bedah rumah, dan galang dana. Ada pula kegiatan rutin pembersihan paku di jalan, menandai lubang di jalan menggunakan piloks putih, hingga pencabutan paksa pamflet atau selebaran yang menempel di pohon. Semua itu sukarela dilakukan oleh tim yang diberi nama Tim Tilang ASLI Malang.