April 2, 2023
?>
Gerbong Kereta Hantu yang meminta korban jiwa (C) MISTERI FAKTA DAN FENOMENA

Gerbong Kereta Hantu yang meminta korban jiwa (C) MISTERI FAKTA DAN FENOMENA

Warga Kota Malang pernah dihebohkan oleh kisah kereta hantu yang berjalan sendiri meluncur dari Stasiun Malang Kotabaru pada Januari 2011 silam. Bahkan, mirisnya musibah itu sampai merenggut satu korban jiwa yang meninggal dunia.

Warga Kota Malang pernah dihebohkan oleh kisah kereta hantu yang berjalan sendiri meluncur dari Stasiun Malang Kotabaru pada Januari 2011 silam. Bahkan, mirisnya musibah itu sampai merenggut satu korban jiwa yang meninggal dunia.

Siang itu (4/1), sekira pukul 13.10 WIB, empat gerbong KA Gajayana tiba-tiba menggelinding kencang dari Stasiun Malang Kotabaru ke arah Stasiun Kotalama. Dilansir dari Radar Malang, gerbong-gerbong yang meluncur dengan kecepatan sekitar 40 kilometer perjam itu sampai-sampai keluar rel dan baru berhenti setelah menabrak tiga rumah di Jalan Simpang Peltu Sujono, RT.11/RW.09, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun.

Total ada tiga rumah yang menjadi tumbal kecelakaan misterius ini. Ketiga rumah itu milik Misno (38), Jamil (50), dan Sutrisno (40). Ketiganya warga Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun. Selain itu, empat sepeda motor dan dua becak juga ringsek ditimpa gerbong kosong tak berpenumpang tersebut. Tak hanya korban material, peristiwa kereta hantu itu juga memakan korban jiwa, bocah berusia 2,5 tahun bernama Muhammad Nur Rosyid yang tewas setelah dirawat di RS Panti Nirmala. Bocah yang diketahui sebagai putra Misno itu meninggal karena terkena reruntuhan bangunan rumahnya. Beruntung bagi Muhammad Riski (1,5), adik Nur Rosyid hanya mengalami luka lecet akibat peristiwa yang sama.

Petugas Stasiun Kotabaru sebenarnya sudah mengarahkan laju gerbong-gerbong itu ke boks penahan (area pembuangan KA dalam kondisi darurat) di sebelah utara tiga rumah tersebut. Namun, diduga boks penahan itu jebol, sehingga kereta hantu itu pun terus meluncur keluar rel hingga menghajar deretan rumah warga.

Dari hasli penyelidikan, empat gerbong tersebut awalnya berada di jalur empat Stasiun Kotabaru dan sedang diperbaiki. Petugas sedang mengganti karet yang menghubungkan gerbong satu dengan gerbong lainnya. Entah apa alasannya, gerbong itu mendadak meluncur tanpa lokomotif, menyusuri sepanjang rel menuju ke arah selatan (Stasiun Kotalama). Jarak antara dua stasiun tersebut sekitar 2,5 kilometer dan terdapat dua jembatan, kelokan tajam, dan tiga palang pintu. Beruntungnya, ketika melintas di antara palang pintu Kotalama, tak banyak kendaraan bermotor yang sedang melintas, meski palang pintu di bawah flyover Kotalama itu tak sempat ditutup. Karena empat gerbong tersebut dinilai dapat membahayakan laju KA Penataran dari arah Blitar yang tak lama kemudian akan melewati Stasiun Kotalama, maka kereta hantu itu pun dipindahkan ke jalur pembuangan.

Beberapa menit setelah tragedi tersebut, PT KAI langsung mengevakuasi dua gerbong penumpang eksekutif paling belakang yang bernomor K-1-09503 dan K-1-09501. Proses evakuasi itu cukup mudah dilakukan karena dua gerbong paling belakang tersebut masih nyangkut di atas rel. Sementara evakuasi untuk dua gerbong lainnya, yakni gerbong pembangkit BP 09504 dan gerbong penumpang K-1-01504 sempat menemui kendala. Kedua gerbong itu harus ditarik menuju ke atas rel lagi.

Dari hasil pemeriksaan atas terjadinya tragedi kereta hantu tersebut, Daops 8 menduga empat gerbong itu meluncur karena perbedaan ketinggian. Berdasar data, ketinggian Stasiun Kotabaru adalah 444 meter di atas permukaan laut, sedangkan Stasiun Kotalama berada di ketinggian 429 meter di atas permukaan laut, yang artinya ada perbedaan ketinggian 15 meter di antara dua stasiun tersebut.

KA Gajayana ini sebenarnya rangkaiannya terdiri dari sembilan gerbong, di antaranya satu gerbong pembangkit, satu gerbong restorasi (makan), dan tujuh gerbong penumpang eksekutif. Saat proses perbaikan itu, lima gerbong lainnya telah dilepas dari rangkaian dengan ditarik menggunakan lokomotif.

?>