Maret 27, 2023
?>
Gus Zain dan para santri Ponpes Az-Zainy (C) MERDEKA/SITI RUTMAWATI

Gus Zain dan para santri Ponpes Az-Zainy (C) MERDEKA/SITI RUTMAWATI

Ponpes Az-Zainy Tumpang bisa disebut pondok pesantren yang lain daripada yang lain. Istimewanya, mereka menampung santri-santri yang mengidap gangguan mental.

Ponpes Az-Zainy Tumpang bisa disebut pondok pesantren yang lain daripada yang lain. Istimewanya, mereka menampung santri-santri yang mengidap gangguan mental.

Ponpes ini terletak di Dusun Bangilan, Desa Pandanajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Sejak dibuka pada tahun 2001, Pondok pesantren ini menjadi tempat rehabilitasi bagi mereka yang mengalami gangguan mental. Di tempat ini, para santri berkebutuhan khusus itu seolah mendapatkan tempat sekaligus jembatan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar Ponpes Az-Zainy.

Bangunan Ponpes Az-Zainy cukup megah berdiri di lahan yang tergolong cukup luas di desa setempat. Nuansa Timur Tengah mendominasi eksterior bangunan ponpes ini. Fasilitas di sini juga cukup memadai layaknya pondok modern.

Seperti yang dituturkan pimpinan Ponpes Az Zainy, KH. Zain Baik, latar belakang didirikannya ponpes tersebut karena hatinya tergerak untuk memberi perhatian lebih kepada mereka yang mengalami masalah gangguan dan keterbelakangan mental. Menurutnya, sudah banyak ponpes yang mengambil santri dari orang normal, sedangkan ponpes yang menampung orang dengan gangguan mental ini masih jarang di Malang. Menurutnya, semua orang berhak menimba ilmu agama, termasuk mereka yang keterbelakangan mental dalam proses rehabilitasnya.

“Awalnya karena ter-support, termotivasi, karena tidak ada yang mengurus. Mana ada pesantren yang ngurus orang terbelakang mental. Pesantren itu kan ada dua, ada kiayi ada santri, ada yang mengajar dan ada yang diajar,” papar Gus Zain, sapaan akrabnya, seperti dikutip dari Merdeka.com.

Seperti pondok pesantren lainnya, Ponpes Az-Zainy ini memiliki banyak kegiatan keagamaan maupun non-keagamaan yang bisa diikuti oleh para santri yang didominasi oleh para penyandang gangguan mental. Mulai dari berolahraga, mandi, makan, salat, belajar, hingga bimbingan konseling.

Santri-santri di Az-Zainy pun tak cuma berasal dari Malang saja, tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka punya latar belakang berbeda-beda mengenai gangguan mental yang dialami. Mulai dari stres, masalah keluarga, narkoba, tekanan ekonomi, kekerasan, dan lain-lain. Bahkan, ada pula santri yang pernah dipasung oleh keluarganya lantaran dinilai agresif. Meski mengalami keterbelakangan mental, Gus Zain tetap menyebut mereka santri, karena hakikatnya mereka belajar di ponpesnya.

Sebagai tempat rehabilitasi, Ponpes Az-Zainy juga mengadakan kegiatan keagamaan yang turut melibatkan masyarakat. Kegiatan itu meliputi majelis taklim, majelis dzikir, istighosah, rehabilitasi dan wisata religi. Kegiatan-kegiatan ini bebas diikuti oleh siapa pun yang ingin memperdalam ilmu agama Islamnya, baik bagi mereka yang waras maupun yang keterbelakangan mental. Tentu saja kegiatan ini sekaligus menjadi jembatan bagi santrinya untuk bersolialisasi dengan dunia luar.

“Keberhasilan sebuah pesantren itu adalah, bahwa pesantren itu harus bisa diterima oleh orang-orang yang ada di lingkungan sekitar. Bahwa pesantren harus diterima lingkungannya dulu,” pungkasnya.

?>