Maret 28, 2023
?>
Wingate Action Batalyon Abdul Manan mendapatkan bantuan dari Lettu Suyono (C) NGALAM.ID

Wingate Action Batalyon Abdul Manan mendapatkan bantuan dari Lettu Suyono (C) NGALAM.ID

Upaya Batalyon Abdul Manan dalam misi memantapkan pendudukan di Karangploso, Singosari, Lawang, sampai perbatasan Pandaan usai melakukan wingate action tak sendirian. Mereka mendapatkan bantuan moril dari Lettu Suyono.

Upaya Batalyon Abdul Manan dalam misi memantapkan pendudukan di Karangploso, Singosari, Lawang, sampai perbatasan Pandaan usai melakukan wingate action tak sendirian. Mereka mendapatkan bantuan moril dari Lettu Suyono.

Buku Perjuangan Total Brigade IV menyebutkan Lettu Suyono mendapat perintah langsung dari Kepala Staf Batalyon III untuk segera masuk ke sektor-sektor utara. Upaya ini dilakukan dengan maksud untuk membantu pasukan yang bergerak menyusup ke daerah sektor utara.

Dalam perjalanannya tersebut, Lettu Suyono kemudian bergerak memisahkan diri dari Kepala Staf Batalyon III di Desa Princi (daerah Kapten Yusuf) dengan melewati Pendem. Lalu, ia bergabung dengan gerakan wingate action pasukan Kompi Sumeru dari Batalyon Abdul Manan.

Misi yang diemban Lettu Suyono adalah membantu MG-I dalam penyaluran segala instruksi, perintah, pengumuman, serta laporan dalam bidang operasi pertahanan teritorial kepada Komandan Sektor 102. Ia juga diminta untuk membantu gerakan wingate Kompi Sumeru dan membangun stelsel wehrkreise di daerah sektornya, yang meliputi Karangploso, Singosari, Lawang, sampai perbatasan Pandaan.

Dalam misi tersebut, peran Lettu Suyono cukup krusial, yakni membantu Kompi Sumeru dalam memantapkan seluruh wilayah sektor 102 dalam menyelenggarakan pemerintahan sipil di empat wilayah yang dimaksud. Ia pun diminta untuk turut menggalang potensi wilayah dalam rangka memperkuat daya tahan perang gerilya di daerah tersebut.

Sedikit gambarannya, gerakan wingate action dilakukan dalam rangka menerobos wilayah pendudukan Belanda, untuk kemudian merebutnya kembali hingga menjadikannya sebagai wilayah Republik Indonesia. Lettu Suyono harus diakui cukup berperan dalam misi ini, termasuk dalam melakukan pendekatan kepada penduduk pribumi.

Sebuah usulan datang dari pihak militer agar setiap pemerintah desa memiliki dua buah stempel demi menjaga keselamatan penduduknya. Satu stempel akan digunakan jika penduduk memerlukan surat keterangan untuk masuk wilayah pendudukan Belanda, sedangkan yang lain untuk memasuki daerah yang dikuasai oleh pejuang RI. Sambutan positif pun datang dari penduduk, bahkan mereka rela membayar pajak kepada pemerintah darurat RI.

Untuk mendukung berbagai upaya pengembalian moril dan kepercayaan penduduk, kelompok-kelompok pasukan gerilya, meningkatkan kegiatan aksi penyerangan dan penghadangan terhadap pos-pos dan patroli Belanda yang pada umumnya dilaksanakan menjelang subuh. Gerilya ini dilakukan sebagai serangan balasan terhadap operasi pembersihan yang baru saja dilancarkan tentara Belanda. Termasuk pasukan “O” yang berkedudukan di Desa Langlang, Singosari sejak beberapa waktu yang lalu secara koordinatif aktif melakukan kegiatan penyerangan dan penghadangan bersama pasukan Kompi Sumeru.

?>