
Peta Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan
Sejak lama, warga Kabupaten Malang mengenal Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan sebagai sentra jamu tradisional di wilayah Malang Selatan. Setelah lama tak terdengar namanya, mereka mencoba meretas kebangkitan.
Adalah Paguyuban Jamu Gendong Kartini Desa Karangrejo yang sedang menggalakkan kembali produksi jamu tradisional. Hal itu mereka lakukan untuk mengembalikan citra desa sebagai sentra jamu tradisional.
Sebenarnya, jejak sebagai sentra jamu tradisional itu sudah lama ada di Desa Karangrejo. Terutama ketika Anda memasuki desa dan melihat sebuah patung seorang perempuan penjual jamu gendong menyambut. Jika ditelisik lebih lanjut, mata pencaharian warga desa ini pun nyaris sama semua, yakni mengolah berbagai jenis tumbuhan di alam yang ada di desa mereka menjadi bahan pembuatan jamu tradisional. Dari catatan balai desa, ada sekitar 150 warga Desa Karangrejo yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong tradisional hingga saat ini.
Soal rasa, jamu tradisional dari Desa Karangrejo ini pernah mendapatkan penghargaan juara harapan 2 tingkat nasional, dan juara pertama tingkat provinsi Jawa Timur (Jatim). Khasiatnya pun sudah terbukti sejak lama. Bahkan, mereka mengklaim Bupati Malang Rendra Kresna dan istrinya juga kerap mengonsumsi jamu dari Desa Karangrejo.
Sayangnya, potensi besar tersebut kurang dioptimalkan oleh warga Desa Karangrejo. Mereka dinilai kurang dalam mempromosikannya agar minuman tradisional yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Jawa tersebut bisa dikenal lebih luas lagi. Selain itu, tak adanya inovasi, terutama dalam pengemasan ditengarai sebagai kendala lain. Seperti diketahui, selain soal selera dan khasiat, saat ini selera pasar mengarah pada minuman yang praktis dan menarik secara kemasan.
Latar belakang itulah yang membuat Tiasri membentuk Paguyuban Jamu Gendong Kartini bersama pemerintah desa. Fokus paguyuban ini mengenalkan kembali jamu tradisional lebih luas kepada masyarakat Malang Raya. Tujuan utamanya tentu membangkitkan kembali status Desa Karangrejo sebagai sentra jamu tradisional satu-satunya di Kabupaten Malang.
“Maka kita libatkan perguruan tinggi untuk memperkenalkan produk-produk khas desa seperti jamu dengan cara yang diharapkan pasar saat ini, melalui berbagai pembinaan dan pelatihan terhadap kami,” ujar Tiasri, seperti dilansir Malang Times.
Inovasi pertama yang dilakukan adalah mengganti kemasan jamu. Jika selama ini jamu dikemas dalam botol ‘beling’ besar seperti yang biasa dilihat di penjual jamu gendong, maka Tiasri berinovasi menciptakan kemasan yang lebih praktis. Botol-botol plastik kemudian digunakan agar lebih praktis, sehingga lebih mudah dibawa ke mana-mana. Selain itu, mereka juga membuat dua jenis produk yang langsung minum maupun tidak.
Selain itu, Paguyuban Jamu Gendong Kartini juga memperkuat branding produk jamu asli Desa Karaengrejo ini. Pemerintah desa pun sampai membentuk tim inovasi desa yang berasal dari warga Kecamatan Kromengan untuk membantu upaya ini.