Maret 26, 2023
?>
Angkernya Jembatan Kanigoro Pagelaran tak banyak orang yang tahu (C) AKAIBARA

Angkernya Jembatan Kanigoro Pagelaran tak banyak orang yang tahu (C) AKAIBARA

Ternyata tak banyak yang mengetahui angkernya Jembatan Kanigoro yang menghubungkan Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran dengan Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Dari penuturan warga, memang ada dua kisah angker yang menyelimuti jembatan yang melintang dari timur ke barat di atas Sungai Brantas tersebut.

Ternyata tak banyak yang mengetahui angkernya Jembatan Kanigoro yang menghubungkan Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran dengan Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Dari penuturan warga, memang ada dua kisah angker yang menyelimuti jembatan yang melintang dari timur ke barat di atas Sungai Brantas tersebut.

Dulu, sebelum dipugar dan dibangun lagi pada tahun 2013, Jembatan Kanigoro masih sempit. Kerangka pegangannya hanya terbuat dari besi, ditambah deretan papan kayu sebagai alas. Tak seperti sekarang ini, jembatan yang semakin hari semakin reyot itu dulu hanya cukup dilewati oleh sepeda motor secara bergantian.

Dari pengakuan salah seorang warga Desa Kanigoro yang enggan disebutkan identitasnya, memang di Jembatan Kanigoro ada penunggunya. Yang satu berbentuk hantu pocong, sementara yang lainnya berwujud nenek-nenek tua. Keduanya kerap menampakkan diri kepada warga yang melintas di jembatan yang baru saja diresmikan kembali pada tahun 2015 oleh Bupati Malang waktu itu, H Rendra Kresna tersebut.

Hantu berwujud pocong itu, menurut penuturan narasumber Ngalam.co merupakan jelmaan dari salah seorang warga yang meninggal dengan tidak wajar. Keluarganya menduga ia disantet seseorang hingga meninggal. Namun, tak diketahui siapa yang melakukan.

“Makanya salah seorang pihak keluarga sengaja tidak membuka tali pocongnya ketika dikuburkan, sehingga akhirnya arwah orang itu bergentayangan dan menjadi penghuni jembatan,” ungkap si narasumber.

Pernah pada suatu malam, dua orang warga yang berboncengan sepeda motor pulang dari kerja melintas di atas Jembatan Kanigoro dari arah barat (Kepanjen), sekitar pukul 00.00 WIB. Entah kapan datangnya, tiba-tiba sepeda motor yang mereka tumpangi terasa berat. Ternyata, ada sosok hantu pocong yang ikut menumpang di jok belakang. Yang mengetahui lebih dulu adalah orang yang dibonceng, itu pun melalui kaca spion. Karena tak berani menoleh, ia pun terpaksa diam menahan takut.

“Keesokan harinya, ia baru berani bercerita kepada temannya yang membonceng terkait kejadian semalam, di mana ada pocong yang menumpang sepeda motor mereka, sontak kabar adanya pocong di Jembatan Kanigoro itu langsung meluas menjadi buah bibir warga desa,” imbuh si narasumber.

Untuk hantu berwujud nenek-nenek tua, masih menurut narasumber yang sama, kisahnya berawal dari meninggalnya seorang nenek meninggal di rumahnya di Desa Kanigoro. Meninggalnya nenek yang hidup sebatang kara itu tak diketahui kabarnya oleh warga desa. Jenazah si nenek diketemukan sudah membusuk, bahkan kulitnya sampai menempel pada kasur di mana ia menghembuskan napas terakhirnya.

Setelah memakamkan secara normal, ada warga yang berinisiatif untuk membakar kasur si nenek. Konon, sisa kulit si nenek ada yang masih menempel dan ikut terbakar. Mereka pun sepakat untuk membuang sisa pembakaran kasur itu ke Sungai Brantas, di mana di atasnya melintang Jembatan Kanigoro.

“Seolah tak terima, arwah si nenek bergentayangan di sekitar area jembatan, ia mencari di mana kasurnya berada,” tutur si narasumber.

Pernah suatu ketika ada seorang tukang sayur yang baru pulang dari belanja ke pasar di pagi buta, distop oleh sosok nenek-nenek tua persis di atas Jembatan Kanigoro. Kontan si tukang sayur itu menghentikan sepeda motornya. Setelah tak mendapatkan jawaban di mana kasurnya berada, si nenek pun minta tolong menumpang sampai di rumahnya (ke arah Desa Kanigoro). Namun, tak jauh dari jembatan tersebut, sepeda motor si tukang sayur mendadak enteng, seperti hanya dirinya saja yang menaikinya. Benar saja, setelah ditengok, sosok nenek-nenek tadi sudah lenyap dari pandangan.

Dua cerita di atas menjadi bukti angkernya Jembatan Kanigoro. Namun demikian, jika kita mempertebal iman, dijamin makhluk-makhluk gaib tak akan berani mengganggu, di mana pun kita melintas. Oleh karena itu, sebaiknya kita senantiasa berdoa, terutama ketika melintasi tempat-tempat yang sekiranya angker.

?>