Maret 26, 2023
?>
Kompleks pemakaman di TPU Samaan (C) MALANG POST

Kompleks pemakaman di TPU Samaan (C) MALANG POST

TPU Samaan merupakan salah satu Tempat Pemakaman Umum tua di Kota Malang yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Jika dihitung-hitung, saat ini usia pemakaman tersebut sudah lebih dari seabad berdiri.

TPU Samaan merupakan salah satu Tempat Pemakaman Umum tua di Kota Malang yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Jika dihitung-hitung, saat ini usia pemakaman tersebut sudah lebih dari seabad berdiri.

Meski namanya TPU Samaan, alamat pemakaman ini bukanlah di Kelurahan Samaan, melainkan di Jalan Sendang Biru, Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Berdiri di atas lahan seluas tak kurang dari 57.829 meter persegi, pemakaman ini dibagi menjadi dua wilayah, utara dan selatan.

Bagian utara masuk ke dalam wilayah administrasi Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru. Pada bagian utara ini, pemakaman dibagi menjadi tiga blok, yakni blok A hingga C. Blok A masih dibagi lagi menjadi Blok A1 sampai Blok A 11, sedangkan Blok B terdiri dari Blok B 1 sampai Blok B 7, lalu Blok C terbagi menjadi Blok C 1 hingga Blok C 7. Sementara itu, bagian selatan TPU ini merupakan kawasan Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen. Ada dua blok di sini, yakni Blok D dan Blok E. Blok D dibagi menjadi Blok D 1 sampai Blok D 5. Lalu terakhir, Blok E yang terdiri dari Blok E 1 hingga Blok D 4.

TPU Samaan ini masuk dalam Rencana Pengembangan Kota (Bowplan) IV -dari delapan Bowplan- yang dilakukan Pemerintah Kota Malang sejak kota tersebut berstatus Kotamadya (Gementee) pada tahun 1914 silam. Waktu itu luas pengembangan kota 41.401 meter persegi, dilakukan antara Sungai Berantas hingga jalan menuju Surabaya. Kampung kecil yang terletak di daerah Tjelaket dan Lowokwaroe yang merupakan permukiman golongan menengah ke bawah menjadi prioritasnya. Pada Bouwplan IV, selain memprioritaskan pembangunan Kampoeng Tjelaket dan Lowokwaroe, pembangunan fasilitas umum juga dilakukan, termasuk pembangunan kompleks pemakaman Samaan yang diperuntukkan bagi warga pribumi yang berdomisili di sekitar daerah tersebut.

Banyak bukti yang menyebutkan TPU Samaan ini merupakan salah satu pemakaman tua di Kota Malang yang sudah berdiri sejak zaman Kolonial Belanda. Lihat saja bentuk kijing (batu nisan) yang memiliki corak khas era penjajahan. Tak heran pula jika ada batu nisan yang bertuliskan nama-nama yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Belanda atau ejaan lawas. Jangan kaget jika melihat ada makam dengan angka tahun kematian 1900-an. Makan bernama R.A Moeser diyakini sebagai makam tertua di kompleks pemakaman ini, karena tertulis tahun 1913 pada batu nisannya.

Selain itu, di dalam TPU Samaan juga terdapat kompleks pemakaman keluarga milik Moehamad Ali, yang dikenal sebagai seorang saudagar kapal dari Kota Bangil. Pada batu nisannya tertulis angka tahun 1939. Istri dan saudara-saudaranya juga dimakamkan di sebelah makamnya. Kompleks makam keluarga ini juga ditandai dengan sebuah prasasti yang berukirkan tulisan berbahasa Jawa dan Belanda dengan ejaan lawas.

Selain itu, banyak tokoh penting Malang Raya yang dimakamkan di TPU Samaan. Mulai dari HM Soesamto, Walikota Malang periode 1988-1998, H. Imam Kabul, Walikota Batu periode 2002-2007, Ir. H Moch Ibnu Rubianto, MBA., Bupati Malang periode 2000-2002. Banyak pula para pejuang kemerdekaan yang dimakamkan, baik yang ada namanya maupun yang tanpa nama.

Untuk masuk ke kompleks TPU Samaan, ada banyak jalan yang bisa ditempuh. Pemakaman ini memiliki pintu utama yang berbentuk gapura dengan atap joglo. Terdapat papan bertuliskan TPU Samaan. Sekitar 200 meter dari gapura pintu masuk itu terdapat Kantor Juru Kunci.

Letaknya yang strategis di tengah kota, membuat TPU ini tak pernah sepi, sehingga memunculkan geliat ekonomi di kalangan warga sekitar. Tercatat, hampir 200 orang terlibat sebagai penyedia jasa, seperti perawatan makam, penggalian makam baru, penjual bunga, penjual makanan, tukang parkir, tukang kijing, semuanya mencoba peruntungannya di sini. Terlebih, makam ini berada tak jauh dari Pasar Tawangmangu yang juga menjadi pusat perekonomian warga setempat.

Puncak ramainya kunjungan peziarah di makam ini biasanya pada Kamis Kliwon atau malam Jumat Legi. Pada bulan Ramadan dan jelang lebaran Idhul Fitri, para peziarah juga kerap memadati kompleks TPU Samaan untuk mengunjungi makam keluarga masing-masing.

?>